Kepala DPUTR Kabupaten Pati Prihatin; Pembuangan Sampah ke Kali Terus Berlanjut

Sisa-sisa ”sangkrah” di Bendung Bertek Desa Dadirejo, Kecamatan Margorejo masih dibersihkan rekanan yang tengah melaksakan paket pekerjaan di lokasi itu.(Foto:SN/aed)

SAMIN-NEWS.com, PATI – Satu permasalahan serius di Pati yang selama ini tidak pernah tuntas, utamanya saat datang musim penghujan tak lain adalah banyaknya ”sangkrah” yang dibuang masyarakat ke alur kali. Kondisi tersebut sepintas memang membersihkan hal itu di kawasan hulu, tapi menyengsarakan pihak lain yang berada di kawasan hilir, karena selalu terkena dampaknya yang sampai saat ini tak pernah berakhir.

Jika hal itu dikatakan sebagai konsekuensi atas risiko yang harus dihadapi dan ditanggung masyarakat di kawasan hilir, tentu sebuah anggapan salah besar karena permasalahan ”sangkrah” tersebut sebenarnya bisa dituntaskan di kawasan hulu. Hanya karena budaya masyarakat yang menganggap bahwa alur kali adalah tempat pembuangan segala bentuk sampah, maka kesangsaraan warga di kawasan hilir pun akan terus berlanjut saat datangnya musim penghujan.

Karena itu, papar Kepala DPUTR Kabupaten Pati, H Ahmad Faisal ST MT, pihaknya sangat memprihatinkan kondisi tersebut akibat dampak dari permasalahan sampah  yang dibuang ke alur kali ini selalu terlihat dan muncul jika turun hujan deras di kawasan hulu. ”Padahal setiap terjadi hal itu, kami tak pernah berhenti untuk selalu bergerak cepat membersihakannya dengan mengerahkan alat berat, lengkap dengan personel serta kendaraan pengangkutanya,”ujarnya.

Akan tetapi, lanjutnya, upaya tersebut seperti tak berbekas, karena sampah-sampah yang datang bersama turunnya hujan sampai sekarang masih terus berlanjut dan masih terus ada, sehingga upaya yang dilakukan itu sama saja seperti tidak menyelesaikan masalah. Siapa saja bisa melihat, apa yang dikerjakan pihaknya di alur Kali Simo di pinggir jalan raya Pati -Juwana, setiap gelontoran air dari hulu membawa berbagi jenis sampah.

Ternyata, saat ini hal itu banyak terjadi pula di alur kali yang lain baik di wilayah Pati utara maupun selatan, sehingga jika banyak tanggul alur kali yang bobol diterjang luapan gelontoran air, dampaknya tentu menyebabkan terjadinya genangan air baik di lingkungan tempat tinggal maupun persawahan warga. Hal itu sebagai bukti, bahwa bobolnya tanggul alur kali itu tidak hanya karena tergerus derasnya luapan air semata, tapi juga hantaman berbagai jenis sampah.

Sebab, sampah-sampah tersebut tidak hanya berupa rerontokan daun maupun ranting pohon yang di tebang di kawasan hulu, dan dibuang ke alur kali melainkan ada potongan kayu besar juga pokok rumpun bambu, serta banyaknya potongan batang pisang. ”Jika semua itu hanyut ke hilir terbawa derasnya gelontoran air, tentu akan menabrak tanggul baik di sisi kiri maupun kanan, sehingga akhirnya tanggul bobol pun tak bisa dihindari,”tandas Ahmad Faisal.

Previous post E-Koran Samin News Edisi 30 November 2021
Next post Pelaksanaan Paket Pekerjaan Bendung Blado Harus Disertai Adendum

Tinggalkan Balasan

Social profiles