SAMIN-NEWS.com, DARI riuhnya Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) 2021 yang baru berakhir November lalu, barang kali hanya ada beberapa sekolah yang tetap peduli untuk menindaklanjutinya. Apalagi jika tidak tetap aktif berlatih, untuk mempersiapkan kembali pementasan ketoprak yang saat itu memang hanya berlangsung secara virtual.
Salah satu sekolah yang masih mempunyai greget untuk memberi peluang kepada para muridnya, kuat kembali naik panggung tak lain datang dari SD Negeri (SDN) 03 Sukoharjo, Kecamatan Wedarijaksa, Pati. Hal itu bisa terjadi berkat dukungan dari para emak-emak orang tua murid yang waktu itu tak bisa melihat secara langsung, bagaimana putra-putrinya saat tampil di atas panggung memainkan peran para tokoh cerita dalam pertunjukan ketoprak tersebut.
Karena kemauan emak-emak yang cukup kuat, dan bahkan dengan ”tumpukan” biaya untuk menggelar atau membiyai produksi pementasan tersebut, papar pelatih dan juga sutradara dari pementasan tersebut, Wawan, pihaknya pun memberikan kesempat para emak-emak ini, dalam mendukung kemampuan putra-putrinya. Memang benar, tidak semua orang mampu tampil dalam pementasan sebuah cerita, dan juga gamelan pengiringnya ditabuh oleh anak-anak sendiri.
Ternyata emak-emak ini, mampu memuwujudkan pembiayaan untuk kepentingan produksi pementasan putra-putinya. ”Selain itu juga berkoordinasi dengan pihak sekolah, untuk minta izin kepada pihak pemerintrahan desa setempat serta Polsek Wedarijaksa, dan hanya diperbolehkan tampil pada siang hari, maka kami pun tinggal mengikuti,”ujarnya.
Mengingat biaya produksi diupayakan sendiri oleh para emak-emak, lanjut Wawan, maka dalam pementasan nanti tentu dikembangkan lagi dengan materi pembukaan tari gambyong. Tidak hanya cukup dengan itu, untuk adegan lawak dia pun mencoba memadukan tampilnya dua orang anak yang ditunjuk sebagai komedian (pelawak) untuk disandingkan dengan komedian dari ketoprak proefesional, yaitu Saiba.
Tujuannya tak lain, agar anak-anak suatu saat nanti harus diminta tampil baik dalam kegiatan sekolah maupun kegiatan desa jika ditampilkan bersama komedian orang dewasa pun tidak cangkung. Tidak hanya itu, untuk para pemain yang harus melakukan adegan laga juga dilatih dengan melibatkan dua pemain laga ketoprak profesional, tak ketinggalan pula dalam adegan tamansari.
Sebab, keuangan yang dihimpun oleh emak-emak ternyata bisa dimanfaatkan untuk membiayai itu, sehingga manajer pementasan tersebut dipegang langsung oleh emak-emak yang ditunjuk. Hanya yang membuat emak-emak sedikit kecewa, karena pertunjukan ketoprak yang dimainkan putra-putrinya itu tidak atau belum boleh ditampilkan pada malam hari, karena pertimbangannnya masih dalam masa pandemi Covid-19.
Akan tetapi kuatnya keinginan emak-emak para orang tua murid, ternyata mereka bisa menepis kekecawaan tersebut, karena putra-putrinya akan kembali tampil di panggung dengan dukungan perlengkapan sound system yang tidak ecek-ecek. ”Berkait cerita yang akan dibawakan anak-anak, kami membesutnya dalam judul Ronggo Janur Lena,”imbuhnya.