SAMIN-NEWS.com, PATI – Terlepas kapan akan mulai dibangun Bendungan Dung Kurungan, di Desa Durensawit, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, sebagai daerah yang mendapatkan alokasi fasilitas infrastruktur tersebut, tentu benar-benar menjadi harapan bersama untuk realisasinya. Apalagi, jika dikaji lebih mendalam tentang kebutuhan air permukaan di masa yang akan datang, maka membangun fasilitas bendungan adalah alternatif paling solutif.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) DPUTR Kabupaten Pati, H Sudarno, menindaklanjuti penyampaian rencana dibangunnya bendung tersebut sebelumnya (Samin News, Kamis/30/12). Akan tetapi, lanjutnya ada bagian penjelesannya yang perlu dikoreksi karena terjadi salah penulisan angka berkait tentang review desain bendungan dimaksud.
Disebutkan, jika mengacu pada Review Desaian Bendungan Dung Kurungan, di Tahun 2021 kembali berlangsung review desain bendungan tersebut sebagai tindak lanjut dari salah satu latar belakang studi di Tahun 2009 (bukan 2029-Red). Selengkapnya, yaitu berdasarkan kondisi topografi, dan hidrologi yang hasilnya adalah dikembalikan ke fungsi bendungan dengan kapasitas volume tampungan air yang diskenariokan optimalisasi ke 5, 10 dan 20 juta meter kubik.
Sebab, sesuai sebutannya bahwa bendungan adalah konstruksi melintang di sungai yang berfungsi untuk menampung dan meninggikan air. ”Sedangkan air tersebut bisa dilepas saat diperlukan sesuai kebutuhan, dan mempunyai beda tinggi air antara hulu bendungan dengan yang di bagian hilirnya,”ujarnya.
Jika mencermati pada peta sistem planing – irigasi Bendungan Dung Kurungan, masih papar H Sudarno, maka air yang dipakai ada pula yang mengalir ke Laut Jawa. Untuk alternatif 6 yang akhirnya untuk sementara menjadi pilihan dalam review desain DTA adalah 6.02 kilometer persegi dan air baku sebanyak 26.92 liter per detik, serta mengalirnya air dari bendung melewati beberapa sungai.
Di antaranya Sungai Bangsal (orde 3) panjanganya 1,52 kilometer di Dung Kurungan (100 hektare), Sungai Bangsal (orde 3) panjang 1,18 kilometer (111 hektare) dan Sunga Bangsal (orde 3) panjang 3,19 kilometer. Selain itu melewati pula Sungai Tonjong (orde 3) panjang 6,38 kilometer, Sungai Ombo (orde 2) panjang 5,73 kilometer dan Sungai Juwa (orde 1) panjang 36,11 kilometer.
Adapun yang berkait dengan peta sistem planing – air baku, selain untuk Desa Durensawit dengan 3,98 liter/detik juga Desa Slungkep (6,41 liter/detik). Selain itu mencakup pula Desa Jimbaran (4, 90 liter/detik) dan Desa Sumbersari (9,74 liter/detik), sehingga dalam alternatif 6 tersebut memang untuk sementara menjadi pilihan, dan ada beberapa manfaat.
Di hulu bendungan, misalnya, sebagai tempat wisata air, budidaya perikanan (dengan syarat tertentu), meninggikan air tanah, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung. Sedangkan di hilir bendungan, yaitu air yang dilepas dari pintu bendungan bisa dimanfaatkan untuk pengairan irigasi sawah dan kebun, penyediaan air baku untuk rumah tangga, ekonomi kreatif, serta pengendalian banjir.
Masih mengutip Review Desain Bendungan Dung Kurungan tersebut, imbuh H Sudarno, jelas banyak manfaat yang diperoleh secara umum. Yakni, penyediaan air baku, pengendalian banjir, menaikkan muka air tanah (konservasi air tanah), rekreasi dan wisata, menciptakan lapangan kerja baru serta penyediaan PLTS terapung.
Sedangkan manfaat sekitar lokasi bendungan, adalah bisa tersedianya listrik dan air baku karena bendungan dapat memproduksi listrik dan air yang memutar turbin sehingga menjadi listrik murah untuk warga sekitar dan atau penggunaan PLTS terapung. ”Selebihnya air bendungan tentu untuk irigasi, dan bisa menjadi tempat wisata sehingga warga sekitar bisa mendapatkan usaha dan lapangan kerja baru,”imbuhnya.