SAMIN-NEWS.com, PATI – Hampir sekitar dua pekan lalu, ratusan warga yang terdiri dari beberapa unsur dan peduli terhadap kondisi kawasan pantai di Banyutowo dan juga Desa/Kecamatan Dukuhseti, beramai-ramai melakukan Gerakan ”Mageri Segara.” Mereka menanam tidak kurang dari 10.000 batang bibit mangrove, di kawasan pantai tersebut, tentunya dengan harapan agar nantinya bisa tumbuh maksimal.
Dengan demikian, kawasan pantai tersebut mampu bertahan dari hantaman gelombang yang menyebabkan terjadinya abrasi, sehingga kondisi lingkungan di kawasan tersebut tetap bisa bertahan maksimal dari ancaman ganasnya gempuran gelombang. Apalagi, di lokasi tersebut juga terdapat objek wisata buatan yang juga ramai pengunjung sebelum masa pandemi yang berkepanjangan.
Akan tetapi, papar Koordinator Tim Relawan SAR Tunggulwulung, Mbah Ali alias Mbah Anggur, upaya penanaman mangrove bersama-sama yang sudah berlangsung hampir dua pekan lalu, dihantam gelombang. ”Untuk tingkat kerusakannya, memang tidak terlalu besar sehingga bibit yang sebelumnya tertanam tapi tercerabut masih bisa ditemukan di kawasan pantai itu,”ujarnya.
Karena itu, lanjutnya, mulai kemarin timnya langsung bergerak di lokasi yang memang tak jauh dari markasnya, untuk menanam kembali bibit mangrove yang tercerabut akibat hantaman gelombang besar itu. Sebab, kondisi alam pada musim seperti sekerang atau yang dikenal dengan musim ”baratan” memang memunculkan cuaca ekstrem, dan salah satu di antaranya adalah gelombang besar.
Ternyata, bibit mangrove yang terlepas dari tiang bilah bambu yang menahannya saat tanam pertama, ternyata masih dalam kondisi lumayan baik, dan tidak sampai berubah menjadi kering. Sehingga jika ditanam kembali tetap bisa tumbuh wajar, asal untuk memasukan bagian akar saat menanam bisa diupayakan lebih dalam, agar tidak mudah tercerabut saat dihantam gelombang.
Sebab, faktor penyebab tercerabutnya bibit mangrove yang sudah ditanam karena hantaman ombak dan gelombang, karena saat menanam awal memasukkannya bagian akar kurang dalam. ”Atas kondisi yang terjadi ini, kami bersama relawan yang berdekatan dengan lokasi tanam, termasuk anak-anak kami tak ajak membenahi atau menanamnya kembali bibit mangrove tersebut, dan membutuhkan waktu sekitar dua hari,”imbuhnya.