SAMIN-NEWS.com, PATI – Setelah berlangsung selama lima hari hingga Kamis (13/Januari) 2022 kemarin, maka Jumat (14/Januari) hari ini agenda Kirab Obor Api Pekan Special Olympic Nasional (PeSOnas) di Pati berakhir. Anak-anak berkebutuhan khusus yang ikut ambil bagian dalam agenda tersebut, pukul 09.00 harus memulai lagi perjalanannya menuju ke Kota Ukir, Jepara.
Mereka, papar Ketua Panitia PeSOnas Kabupaten Pati, dari Disporapar Kabupaten Pati, Kardi, sedianya akan di lepas di perbatasan Pati-Jepara, atau tepatnya di Desa Mojo, Kecamatan Cluwak. ”Akan tetapi dengan mengingat pertimbangan cuaca yang setiap saat hujan turun mengguyur, maka oleh Bapak Bupati dilepas dari Pendapa Kabupaten Pati,”ujarnya.
Sementara agenda hari ke-lima PeSOnas di Pati, Kamis kemarin yang berkangsung cukup meriah di halaman belakang Cabang Dinas Pendidikan Jawa Tengah Wikayah III Pati, dari pantauan ”Samin News” sekitar pukul 11.00 juga diguyur hujan hingga siang hari. Padahal dalam kesempatan tersebut, seharusnya anak-anak berkebutuhan khusus bisa bergembira ria bergabung dengan anak-anak normal lainnya.
Khusus yang disebut terakhir tak lain, adalah murid SDN 03 Sukoharjo, Kecamatan Wedarijaksa yang bermain ketoprak di panggung gembira anak-anak berkebutuhan khusus itu. ”Sebab, mereka atau khususnya yang dari kelompok penyandang autis juga tampil menari secara berurutan setelah panggung dibuka dengan tari gambyong,”ujar salah seorang panitia, Ratna ”Bathok” Septi Nugraheni.
Mengingat dia juga sebagai koordinator PeSOnas, maka selesai dari Pati juga akan mengikuti kirab tersebut di wilayah Jawa Tengah lainnya. Untuk hari ini sesuai jadwal, perjalanan kirab tersebut menuju ke Jepara setelah dilepas dari Pati.
Dengan berlangsungnya PeSOnas di Pati tersebut, seluruh warga diharapkan tingkat kesadarannya dalam memberikan peluang serta ruang gerak dan perhatian terhadap anak-anak berkebutuhan khusus tersebut. Sebab, jika mereka diberikan perhatian dan dorongan serta motivasi yang berlebih, mereka tetap mampu menunjukkan kelebihan yang dimiliki, di balik kekurangan yang melekat pada diri mereka selama ini.
Buktinya, mereka juga bisa diajak untuk berkesenian dengan membawakan tarian meskipun anak-anak ini adalah penyandang autis. Selain itu, mereka juga bisa dipercaya untuk melukis, meskipun mereka adalah penyandang tuna rungu dan tuna wicara, sehingga dalam kesempatan tersebut mereka diberikan kesempatan menuangkan ekspersinya untuk melukis bersama.
Untuk itu, papar Wawan, suami Ratna, kepada mereka diberikan media kain sepanjang 7 meter, dan selebihnya tentu cat serta kuas untuk melukis bersama di atas lembar kain tersebut dengan mereka ada 23 anak. ”Akan tetapi, jika ada di antara mereka yang mau ikutan karena tertarik juga diberi kesempatan ikut ambil,”imbuhnya.