SAMIN-NEWS.com, JEPARA – Salah sebuah SD di Jepara, Jumat (28/Januari) 2022 lalu kembali melakukan pembelajaran sistem daring. Akan tetapi di sisi lain, ternyata 19 warga yang berasal dari satu wilayah di Jepara dikabarkan positif terkonfirmasi Covid-19.
Sebagian besar dari mereka yang dinyatakan positif tersebut, adalah dari kalangan remaja putri, di mana temuan kasus ini bermula dari ditemukan nya dua warga Jepara yang postif terkonfirmasi Covid-19. Setelah dilakukan pelacakan kontak erat oleh Puskesmas tempat mereka berdomisili, ternyata ditemukan 17 orang pernah berinteraksi dan kontak erat.
Dengan demikian, selenjutnya dilakukan pemeriksaan rapidtest antigen, dan hasil semuanya positif. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap empat orang keluarga pasien kontak erat.
Menurut salah sebuah sumber, selesai itu kemudian dilakukan pemeriksaan PCR terhadap mereka di salah sebuah rumah sakit di Jepara. Hasil pemeriksaan PCR yang keluar Sabtu (29/Januari) 2022 kemarin, 17 orang yang kontak erat itu semuanya dinyatakan positif terkonfirmasi Covid-19.
Sedangkan dari empat orang keluarga yang juga dilakukan test, dua orang dinyatakan positif terkonfirmasi. Sementara dua orang lainnya, hasil pemeriksaan laboratorium PCR negatif, dan semua pasien kini dilakukan perawatan mandiri.
Sumber lainnya menyebutkan, mengusulkan bagi mereka yang dinyatakan positif terkonfirmasi Covid-19 sebaiknya dilakukan perawatan di rumah sakitĀ atau perawatan terpusat. ”Hal tersebut untuk meminimalisir penularan dari lingkungan keluarga dan juga lingkungan tempat tinggalnya,”ujar sumber tersebut menandaskan.
Selain itu, Satgas juga diharapkan sedikit terbuka, agar masyarakat mengetahui kondisi yang sebenarnya, sehingga akan lebih berhati-hati dan bersedia menjalani protokol kesehatan.
Terpisah Juru Bicara Satgas Covid-19 Jepara, Muh Ali dan beberapa pejabat terkait saat dihubungi semalam sampai pagi hari ini tadi, Minggu (30/Januari) 2022 belum memberikan konfirmasi. Hal sama saat diminta konfirmasi, mengapa dilakukan pembelajaran daring selama dua minggu oleh salah sebuah SD di Jepara itu.
Hal tersebut justru dilakukan setelah murid kelas 1 -5 usai menjalani rapidtest antigen oleh sebuah Puskesmas. Akan tetapi sayangnya, semua pejabat yang dikonfirmasi lebih memilih bungkam.(hp)