SAMIN-NEWS.com, PATI – Sejumlah sisa permasalahan tahun lalu (2021) yang mendesak untuk dimulai penyelesaiannya awal tahun ini (2022), tak lain adalah berkait dengan kondisi fasilitas umum yang membuat para penggunanya tidak nyaman. Satu di antaranya juga sudah disampaikan salah seorang anggota Komisi C DPRD Pati dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), H Haryono asal Dapil Juwana.
Adapun permasalahan yang pernah disampaikan dalam pandangan umum rapat paripurna DPRD Pati beberapa waktu lalu, atau ketika saat masih di Tahun 2021, adalah tentang kondisi sebuah jembatan kembar di atas alur Kali Wesi atau Kali Selok. Tepatnya, di ruas jalan antara Juwana Tayu yang sudah beberapa lama ini mengalami perubahan kondisi, sebagai dampak dari upaya perbaikan yang tidak dilaksanakan secara total.
Jembatan tersebut, ungkapnya, yang sisi lajur kanan (dari Juwana) memang pernah ambrol karena fakor usia tua, tapi kendaraan yang melintas tiap hari di ruas jalan tersebut juga cukup padat. ”Hanya saja, upaya perbaikannnya tidak secara keseluruhan , melainkan hanya sebagian sehingga setelah beberapa lama dimanfaatkan kembali mulai mengalami kerusakan,”ujarnya.
Kepala Seksie (Kasie) Jembatan Bidang Binamarga DPUTR Kabupaten Pati, Eny Istiana yang kala itu sempat ditanya berkait hal tersebut mengungkapkan, bahwa faktor penyebab tidak tuntasnya seluruh konstruksi jembatan tersebut, karena memang tidak ada alokasi anggarannya. Dengan kata lain, Kasie Jembatan TA 2021 hanya mendapat satu alokasi anggaran untuk penggantian jembatan di ruas jalan yang sana, yaitu di Desa Cebolek, Kecamatan Margoyoso.
Sementara sejumlah pegiat di media sosial, kini kembali menyoal rusaknya penutup permukaan drainase (saluran pembuang) yang melintang di tengah ruas jalan sisi depan sebelah kiri Pengadilan Negeri (PN) Pati. Tepatnya, akses ruas jalan tersebut merupakan alternatif menuju Desa Dadirejo, Kecamatan Margorejo, dan sekitarnya.
Akan tetapi, tiap hari akses ruas jalan tersebut juga cukup ramai karena di pinggir ruas jalan itu terdapat fasilitas tempat pendidikan. Yakni, sebuah perguruan tinggi Sekolah Tinggi Agama Islam Pati (STAIP) dan juga Kantor Sekretariat Universitas Terbuka (UT) Cempaka Pati, dan berapa tempat kegiatan lainnya, termasuk keluar dan masuknya warga sebuah kompleks perumahan.
Kondisi penutup permukaan saluran pembuang tersebut, sekarang ini ambrol atau melesaknya ke bawah semakin parah, sehingga membahayakan bagi para pengguna jalan yang hendak melintas. Karena itu, sebelum jatuh korban hendaknya pihak yang berkompeten segera turun tangan, agar terjadinya hal-hal tak diinginkan bisa dihindari.
Sementara terpisah beberapa pengguna jalan lainnya juga menyoal kerusakan jalur lambat antara Margorejo-Pati, utamanya yang paling parah di depan Labkesda. ”Kerusakan itu jelas disebabkan, karena keluar dan masuknya kendaraan meterial pelaksana paket pekerjaan pembangunan gedung itu, tapi rekanan yang bersangkutan sama sekali tidak merasa melakukannnya,”tandas salah seorang warga, Joko (38).(adv)