SAMIN-NEWS.com, PATI – Langkah cepat dan solutif dalam upaya memutus berkepanjangannya kekecewaan murid SDN 03 Sukoharjo, Kecamatan Wedarijkasa, dan juga para emak-emak mereka, Senin (10/Januari) 2022, siang hari ini, datang tawaran cukup menggembirakan. Hal tersebut atas inisiatif, mantan Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati, Paryanto usai diundang rapat kordinasi.
Akan tetapi rapat dengan Panitia Nasional ”Pekan Spesial Olimpics Nasional (peSONas) 2022 Jawa Tengah di Pati tersebut, kapasitas yang bersangkutan adalah sebagai pribadi, mantan Kabid Kebudayaan. Dengan demikian, kehadirannya di dalam forum rapat tersebut tidak berkait dengan kedudukannya sekarang sebagai Sekretaris Dispermades Kabupaten Pati.
Karena itu, papar Paryanto, ketika ditanya berkait hal tersebut membenarkan, bahwa saat membahas randown acara dengan pihak panitia tingkat provinsi, banyak membahas agar anak-anak penyandang disabilitas tersebut bisa bermain dan belajar bersama dengan anak-anak bertalenta. Sehingga pihaknya menyodorkan, besar kemungkinan dalam kesempatan tersebut bisa disuguhkan pula pertunjukan seni ketoprak oleh anak-anak SDN 03 Sukoharjo, Kecamatan Wedarijaksa yang Sabtu (8/Januari) lalu batal menggelar pementasan.
Ternyata gayung pun bersambut, baik panitia nasional maupun yang ada di provinsi, sehingga langsung ditetapkan jadwalnya, yaitu Kamis (13/Januari) 2022 dengan ”live streaming.” ”Berkait hal tersebut, jadwal waktunya pun ditetapkan pada pukul 10.00 sampai selesai dengan mengambil tempat di halaman belakang, Kantor Cabang Dinas Pendidikan Jawa Tengah, di Pati,”ujarnya.
Dengan demikian, lanjutnya, apa yang dilakukan pihaknya tersebut adalah semata-mata untuk mengakhiri dan mengobati kekecewaan anak-anak murid SDN 03 Sukoharjo, termasuk para emak-emaknya. Sehingga, dalam kesempatan tersebut pihaknya pun segera memanggil pelatih/sutradara seni pertunjukan ketoprak anak-anak itu yang merupakan hasil dari proses Gerakan Seniman Masuk Sejolah (GSMS), ketika ia bertugas sebagai Kabid Kebudayaan.
Konsekuensinya, demi kepentingan anak-anak tersebut pihaknya tetap harus segera secepatnya menghimpun dana, untuk membantu biaya produksi yang sudah barang tentu sudah banyak berkurang saat pembatalan pementasan tersebut. ”Akan tetapi, paling tidak biaya yang terhimpun sesaat itu bisa ikut membantu mengatasi permasalahan biaya produksi pementasan tersebut,”imbuhnya.
Terpisah pelatih ketoprak anak-anak SDN 03 Sukoharjo, Nirwan Basuki, membenarkan hal tersebut, dan bahkan dengan munculnya tawaran itu anak-anak kembali bersemangat. Demikian pula, emak-emaknya juga tidak keberatan, meskipun ”tumpukan” iuran dari emak-emak sudah banyak teralokasikan saat pementasan batal.
Mengingat kondusi tersebut, pihaknya segera mengadakan pertemuan dengan emak-emak karena tidak semua mengetahui hal itu. ”Jika jumlah emak-emak ini 31 orang, kemudian harus iuran lagi Rp 100.000 per orang, kami hitung akan terkumpul Rp 3,1 juta ditambah dari Pak Paryanto Rp 4,5 juta, emak-emak tinggal memikirkan kekurangan transportasi untuk anak-anak pergi-pulang Sukoharjo-Pati,”papar Nirwan Basuki.