Tutupnya LI Berkurangnya Petani ke Sawah di Malam Hari

Kegiatan di areal pertanian seperti kawasan Lorong Indah (LI) Dukuh Bibis, Desa/Kecamatan Margorejo pada malan hari memang tak bisa dihindari. (Foto:SN/aed)

SAMIN-NEWS.com, PATI – Sejak ditutupnya kompleks prostitusi Lorong Indah (LI) di Dukuh Bibis, Desa/Kecamatan Margorejo beberapa bulan lalu, hal itu bagi para petani yang kebanyakan adalah penggarap dan penyewa di kawasan tersebut, banyak yang mengurangi turun ke sawah pada malam hari. Padahal, sebelumnya mereka memilih menyelesaikan bagian  pekerjaan yang memang harus dilaksanakan pada malam hari.

Di antaranya, adalah saat harus mengairi areal persawahanya dengan air yang diangkat dari dalam sumur buatan menggunakan tenaga disel, termasuk juga mengisi bahan bakar solar yang jangan sampai terlambat. Selain itu, ada juga yang harus memasang jeratan tikus dari kawat bendrat beraliran listrik yang harus dijaga hingga tengah malam, agar tidak ada pencari katak turun di areal persawahannya.

Akan tetapi, papar sejumlah petani, sekarang hal itu sudah mulai jarang dilakukan karena ada rasa enggan untuk turun ke sawah di malam hari, karena suasana di kawasan LI sekarang sangat sepi. ”Berbeda dengan dulu, sampai tengah malam di jalan menuju atau keluar dari lorong itu masih ada yang lewat, sehingga kami merasa ada yang menemani,”ungkap salah seorang yang minta namanya disebut, Marsam (58).

Para petani penggarap/penyewa lahan di pinggir jalan masuk/keluar LI Dukuh Bibis, Desa/Kecamatan Margorejo yang sekarang memilih menyelesaikan pekerjaannya pada siang hari.(Foto:SN/aed)

Memang benar, lanjutnya, selama LI ditutup baik siang maupun malam ada petugas yang berjaga, tapi petugas saat berjaga tentu harus tetap di tempat. Dengan demikian, tidak ada yang berlalu lalang sehingga kadang-kadang kalau tidak teman petani lain yang sama-sama turun ke sawah rasanya menjadi kurang lengkap.

Karena lokasi itu sudah ditutup oleh pemerintah, maka kalau malam enggan ke sawah ya banyak memilih diam di rumah dan baru bekerja lagi mulai pagi hingga siang serta sore hari. Untuk pekerjaan yang harus diselesaikan adalah menjaga ketersediaan air saat lahan yang sudah ada tanaman padinya untuk airnya mulai berkurang, sehingga pompa harus dihidupkan.

Mengingat sekarang sudah banyak petani yang membuat sumur dengan pompa ”cybel”, maka sedotan airnya bertambah besar, sehingga waktunya lebih cepat selesai dibanding saat masih menggunakan mesin pompa biasa. ”Sedangkan untuk menjerat tikus, listrik pun bisa kami lakukan atau kami nyalakan pada sore menjelang petang,”imbuhnya.

Previous post Penarik Becak yang Meninggal di Tuban, Warga Bategede Dijemput Keluarga
Next post DLH Pati Punya Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3

Tinggalkan Balasan

Social profiles