SAMIN-NEWS.com, PATI – Beberapa hari ini, di sejumlah wilayah Kabupaten Pati, utamanya di daerah bagian selatan dan timur terjadi bencana banjir. Pati bagian timur dan selatan ini seperti di Kecamatan Jakenan, Batangan, Kayen dan Gabus.
Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Hardi menilai banjir di Kabupaten Pati bukan terjadi hanya satu dua kali saja. Akan tetapi, bencana alam ini merupakan banjir tahunan tiap musim hujan dilanda banjir.
Menurutnya, selain disebabkan curah hujan yang tinggi, bencana banjir juga disebabkan oleh hutan di Pati selatan yang gundul. Dengan begitu, air tidak mampu diserap secara maksimal karena kurangnya akar-akar pohon sebagai penyangga air hujan.
Akibatnya air langsung turun ke sungai hingga akhirnya meluap ke pemukiman warga. Kemudian dampak dari hutan gundul tersebut, pada akhirnya yang paling dirugikan ketika terjadi banjir adalah di wilayah dataran rendah.
“Banjir di Pati itu sudah biasa jadi langganan utamanya di wilayah dataran rendah. Misalnya itu yang terjadi di Kecamatan Kayen yang terjadi kemarin itu kan sifatnya hanya lewat, finalnya di Tanjang juga di Ngantru yang wilayahnya rendah tergenang air,” ucapnya.
Hardi menyatakan banjir itu disebabkan karena hutan gundul. Di Pati selatan, di Gunung Kendeng misalnya tidak ada pohon jati, tanaman yang bisa menyerap air itu berkurang jumlahnya bahkan habis. Jadi hal ini jelas mengurangi serapan air ke dalam tanah. Pohon jati berkurang diganti dengan tanaman jagung.
“Sedangkan jati juga agak berkurang dengan adanya ditanami jagung itu. Padahal jagung butuh, tetapi pohon jati juga butuh untuk penyerapan airnya,” Hardi menjelaskan.
Di sisi lain, Hardi mendorong pemerintah daerah untuk memperkuat sektor hutan di kawasan Pegunungan Kendeng Pati Selatan. Selain itu meminta untuk mengatasi pendangkalan sungai di beberapa wilayah di Pati Selatan.
“Untuk pendangkalan sungai di Pati juga iya. Kan itu untuk penyerapan air. Karena derasnya hujan dan yang dataran rendah akhirnya air ini kelewatan, seharusnya sungai ini harus dikeruk,” pungkasnya.(adv)