SAMIN-NEWS.com, PATI – Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati mengembangkan bibit kelapa kopyor melalui metode kultur embrio. Yakni dari buah kelapa kopyor original lalu mengambil embrio dan menumbuhkannya dalam media kultur di laboratorium.
Kasi Tanaman Tahunan pada Dispertan, Novi Kurniawati, mengatakan pengembangan bibit kultur embrio kelapa kopyor membutuhkan waktu hingga 1,5 tahun. Saat ini pengembangan kelapa kopyor sudah berjalan sejak pertengahan tahun 2021.
“Dimulai tanggal 5 Oktober 2021 dan sekarang baru sekitar 5 bulanan, jadi masih kurang 13 bulan lagi. Tetapi mudah-mudahan ini dari inovasi teman-teman pada akhir tahun sudah bisa membuat bibit kultur embrio kopyor berhasil kurang dari jadwal atau bisa 15 bulan,” kata Novi, Sabtu (12/3/2022).
Selama kurun waktu lima bulan ini, Novi mengungkapkan pengembangan bibit kultur embrio kelapa kopyor rasio tingkat kegagalannya hanya 5 persen. Sementara bibit embrio yang dikembangkan Dispertan berjumlah 300-an.
Padahal, Ia mengaku rasio kegagalan menurut teori yang sudah berkompeten di bidangnya, pengembangan bibit kultur embrio kopyor itu hanya 50 persen. Tetapi Dispertan mampu mencapai 95 persen di waktu lima bulan pertama ini.
“Hitungannya (oleh yang ahli) tadi 50 persen itu waktu pengembangan di laboratorium 50 persen, ketika di luar atau dibudidayakan juga 50 persen,” jelasnya.
Kepala Perkebunan Dispertan, Gunawan menambahkan pengembangan bibit kopyor melalui kultur embrio selama 1,5 tahun itu berada di lab dalam pantauan ketat. Setelah itu siap tanam siap diujicoba.
“Nah ketika pertumbuhannya bagus, baru kita sebar luaskan bibit tersebut. Dikatakan pertumbuhan baik ini dengan menerapkan SOP sesuai ilmu yang kita pelajari dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP),” katanya.
Ia mengatakan, jika pohon kelapa kopyor yang tumbuh alami, dalam satu tandan biasanya hanya mendapatkan 2-3 butir yang kopyor. Namun, dengan pengembangan bibit kelapa kopyor melalui kultur embrio maka satu pohon kelapa, buahnya bisa kopyor semua dengan rasio hingga 90 persen.