SAMIN-NEWS.com, PATI – Awal Maret dua tahun lalu atau 2019, adalah menandai merebaknya sebaran Covid-19 di Indonesia kala itu. Hal tersebut tentunya, termasuk di wilayah Kabupaten Pati di mana kala itu kematian demi kematian serta warga yang positif terpapar terus berjatuhan sehingga memunculkan situasi pandemi yang berkepanjangan hingga sekarang.
Karena itu, tidak ada upaya lain untuk terus mencegah dan bertahan dari sebaran virus tersebut, adalah tetap mematuhi protokol kesehatan. Dengan demikian, jangan sampai ada yang abai terhadap masalah tersebut meskipun pemerintah selama ini juga sudah mengoptimalkan pemberian vaksinasi untuk meningkatkan kekebalan/imun masyarakat.
Hal itu lebih-lebih terhadap warga yang lanjut usia, dan juga mempunyai bawaan penyakit lain tentu sangat rentan terhadap serangan virus tersebut. Sehingga di Kabupaten Pati saja, selain warga yang positif terpapar belum juga ada habisnya, masih ditambah yang jiwanya tak bisa diselamatkan masih terus ada.
Sebagai bukti, papar salah seorang anggota Tim Pemakaman BPBD Kabupaten Pati, Purnama, sejak awal hingga akhir Maret 2022 lalu, warga Pati yang meninggal dan harus dimakamkan standar protokol Covid-19, masih tigapuluh orang lebih. ”Dengan demikian, hal tersebut menunjukan vius itu tetap masih merebak ada,”tandasnya.
Mengingat hal tersebut, lanjutnya, maka akan lebih baik jika warga tetap harus bisa saling melindungi antara satu dan lainnya. Dengan kata lain, lebih baik menghindar dari situasi terjadinya kerumunan dan tetap harus menjaga jarak, serta jangan lupa untuk selalu memakai masker.
Kendati sudah mendapatkan suntikan vaksin, tapi hal tersebut tetap harus selalu diikuti dengan kepatuhan pada prokes, untuk mengindari sebaran Covid-19 baik varian Delta maupun Omicron. Jika melihat terus berlanjutnya warga meninggal yang harus dimakamkan dengan standar protokol Covid-19, pihaknya meskipun hampir tiap hari harus berada di makam satu dan lainnya tetap merasa prihatin.
Apalagi setelah melihat jenazah yang harus dimakamkan oleh timnya maupun Tim Relawan Tunggul Wulung, hal itu pihaknya sudah habis tak memahami mengapa masa pandemi yang sudah dua tahun ini tidak juga segera berakhir. Selain pemakaman jenazah di bulan Maret yang mencapai puluhan, selama dua hari terakhir juga kembali terulang.
Sebab, Selasa (1/Maret) 2022, meskipun hanya ada satu pemakaman di Desa Kebowan, Kecamatan Winong, hari ini atau Rabu (2/Maret) 2022 juga berlangsung dua kali pemakaman dari pagi sampai siang. Yakni, di Desa Trimulyo, Kecamatan Kayen jenazah seorang perempuan yang sebelum meninggal sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kayen
Untuk berikutnya, masih ada satu tambahan pemakaman satu jenazah lainnya, yaitu seorang laki-laki warga Desa laki-laki, warga Desa Tegalarum, Kecamatan Jaken. ”Jenazah tersebut dikirim dari Sleman, Yogyakarta,”imbuhnya.