Warga Tambakromo Dipaksa Mengaku Mencuri Bahkan Diancam Ditembak

Imron (tengah) beserta LBH Perisai di Polres Pati,

SAMIN-NEWS.com, PATI – Seorang warga Desa Angkatan Kidul Kecamatan Tambakromo, Pati, Imron dipaksa mengaku telah mencuri uang milik tetangganya. Bahkan, dirinya mendapat ancaman akan ditembak jika tak mengakuinya.

Imron sendiri dipaksa mengaku telah mencuri uang itu berdasarkan tanpa barang bukti dan maupun saksi yang jelas.

Kuasa hukumnya dari LBH Perisai, Esera Gulo mengatakan uang yang dituduh dicuri oleh kliennya itu tidak pasti nominalnya. Berdasarkan informasi yang dihimpunnya disebutkan uang yang hilang sejumlah Rp20 juta juga ada yang bilang Rp25 juta.

“Bermula pada tanggal 26 Februari sekitar pukul 22.00 klien saya diberhentikan oleh Fauzi saudara Totok yang dipaksa ke tengah sawah. Sesampainya di sawah, klien saya diintrogasi dan disuruh ngaku sampai klien diancam ditembak kepala dan kaki,” katanya di Polres Pati, Selasa (29/3/2022).

Waktu itu, Gulo mengatakan Imron diancam untuk mengakui bahwa dirinya yang melakukan pencurian. Lalu pengakuan Imron untuk mengakui perbuatan pencurian divideo.

Setelah itu, Totok Sugiarto menelepon seseorang lalu tak lama datang dua mobil warna hitam dan satunya silver. Seseorang dari mobil turun yang diduga seorang aparat datang lalu bertanya kepada Imron. Bahkan Imron disetrum agar mau mengakuinya.

“Orang itu namanya Jais anggota resmob Pati. Karena mendapat kekerasan fisik itu akhirnya klien saya membenarkan. Lalu dibawa ke rumah Imron dengan maksud penggeledahan,” terangnya.

Dirinya melanjutkan, di rumah Imron tidak ditemukan barang bukti. Lalu Imron dibawa ke rumah Kepala Desa untuk dibicarakan secara baik. Namun, oleh Totok hanya miminta mengembalikan Rp10 juta kepada Imron. Hal ini ini juga yang membuat ia merasa janggal terhadap permintaan uang yang hilang tidak sampai seperti kabar beredar hingga Rp25 juta.

Sementara Imron mengaku setelah kejadian tersebut kerap mendengar fitnah yang ditujukan terhadap dirinya. Fitnah itu telah santer dan menyebar di lingkungan masyarakat sekitar.

“Bahkan setelah kejadian itu, rumah kami terkadang ada yang melempari dengan batu. Tidak tahu siapa yang melakukan,” katanya.

Bedah Buku Tatsunami, Teodisi, Trauma Perspektif KH Maemoen Zubair penanganan pasca bencana melalui perspektif ke-Indonesiaan di DPRD Pati Previous post Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Hadiri Bedah Buku Karya KH Maemoen Zubair
Next post Wagub Jateng Tebar 30 Ribu Bibit Ikan Nila di Waduk Seloromo

Tinggalkan Balasan

Social profiles