Tambah Lagi Satu Ekskavator ”Lengan Panjang” Untuk Memaksimalkan Pengerukan Kolam Tambat Kapal

Kedatangan lagi sebuah ekskavator ''longarm'' (lengan panjang) untuk memaksimalkan pengerukan kolam tambat kapal, di kawasan Pulau Seprapat Juwana.(Foto:SN/dok-liq)
Kedatangan lagi sebuah ekskavator ”longarm” (lengan panjang) untuk memaksimalkan pengerukan kolam tambat kapal, di kawasan Pulau Seprapat Juwana.(Foto:SN/dok-liq)

SAMIN-NEWS.com, PATI – Pelaksanaan pekerjaan pengerukan kolam tambat kapal di kawasan Pulau Seprapat Juwana, ternyata sampai saat ini masih sering diguyur hujan. Akibatnya, pengangkutan atau pengambilan tanah galian dengan ”dump truck” mengalami hambatan, karena akses jalan tanah dari lokasi pengerukan ke lokasi pembuangan sering bodhol, sehingga jika dipaksakan kendaraan pengangkut itu akan sering terjebak dalam kubangan.

Karena itu, papar salah seorang pelaksana lapangan rekanan yang bersangkutan, Abdul Kholi, untuk sementara harus menghentikan ”dump truck” pengangkut tanah dan tiga unit ekskavator. Masing-masing dua unit yang ”lengan panjang” dengan tugas mengambil galian tanah dari dalam kolam, dan juga yang mendorong tanah galian ke lokasi pembuangan, serta satu unit lainnya bertugas menata akses jalan tanah yang bodhol-nya terlalu parah.

Selain itu, ekskavator ”lengan pendek” ini juga harus mendorong ”dump trukck” pengangkut yang terperosok dalam kubangan rusakanya akses jalan yang bodhol. ”Dengan demikian, dampak dari turunnya hujan yang masih berlanjut terus menerus hingga siang tadi, kami terpaksa menghentikan ”dump truck pengangkut dan tiga ekskavator”.

Tambahan ekskavator ''lengan panjang'' bersama ponton penopang baru datang semalam, dan tengah dilakukan perakitan, sebelum ditugaskan untuk mengeruk endapan tanah dalam kolam.(Foto:SN/dok-liq)
Tambahan ekskavator ”lengan panjang” bersama ponton penopang baru datang semalam, dan tengah dilakukan perakitan, sebelum ditugaskan untuk mengeruk endapan tanah dalam kolam.(Foto:SN/dok-liq)

Menyikapi kondisi cuaca yang sampai saat ini tidak ramah itu, lanjutnya, maka alternatifnya adalah memaksamimalkan penggalian tanah dalam kolam. Sehingga satu ekskavator ”lengan panjang” disiapkan untuk melaksanakan pengerukan, sehingga jumlah ekskavator yang bertugas melaksanakan tugas itu ada empat unit, lengkap dengan ponton penopangnya.

Masing-masing tiga ekskavator ”longarm”/lengan panjang dan satu unit ekskavator lain standar yang akan terus melakukan pengerukan tanah dari dalam kolam. Dengan kata lain, tanah dari dalam kolam akan terus digali untuk ditumpuk di beberapa titik sebagai stok, dan jika nanti cuaca sudah membaik dan akses jalan tanah sudah mengeras langsung dilakukan pengambilan/pengangkutan ke tempat pembuangan.

Untuk keperluan tersebut, kendaraan pengangkut berupa ”dump truck” sementara cukup dikerahkan sebanyak empat unit, menghindari terjadi antrean terlalu lama dalam mengangkut tanah galian. ”Dari kendaraan pengangkut tersebut, dalam seharian bekerja rata-rata mempu membuang 30 rit/unit, sehingga dengan 4 unit, per hari akan berhasil dibuang maksimal 120 rit,”imbuhnya.

Rumah/tempat pengembangan Biokonversi  Maggot ''Black Soldier Fly'' (BSF) di lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo.(Foto:SN/dok-lus) Previous post Terobosan Baru; DLH Kabupaten Pati Kembangkan Biokonversi Maggot BSF
Next post Sudah Lebih dari 250 Kapal Penangkap Ikan Tambat Labuh di Sepanjang Tepi Alur Kali Juwana

Tinggalkan Balasan

Social profiles