SAMIN-NEWS.com, PATI – Gaya hidup bohimian yang melekat pada diri sejumlah penghuni kolong Jembatan Juwana, menyebabkan status kependudukannya adalah RT 0 RW 0. Akan tetapi lokasi jembatan yang menjadi pilihan mereka bertempat tinggal dan mempunyai bedeng atau rumah petak untuk tempat tinggal, berada di Desa Kauman dan Doropayung, Kecamatan Juwana.
Kecenderungannya, lokasi jembatan tersebut yang sisi utara masuk Desa Kauman dan yang sisi selatan masuk Desa Doropayung. Hanya saja, Kepala Desa Doropayung, Sugeng Legianto ketika ditanya berkait dengan status kependudukan mereka, tentu saja menegaskan bahwa para penghuni kolong jembatan itu bukanlah warganya.
Sebab, lanjut kades yang bersangkutan, jika mereka dimasukkan dalam kependudukan sebagai warganya, ternyata mereka adalah para pendatang. ”Dengan demikian, mereka bisa datang sewaktu-waktu dan pergi pun sewaktu-waktu, tergantung orang yang mengajak/membawanya, sehingga jika dimasukkan dalam daftar resmi penduduk warga kami tentu memunculkan masalah,”ujarnya.
Karena itu, lanjutnya, jika ditanya antara satu dan lainnya, termasuk rencana akan dibongkarnya jembatan tersebut, untuk dibangun memang sama sekali tidak tahu. Sehingga saat nanti pembongkaran berlangsung, tentu di bagian kolong jembatan tentu harus bersih mengingat jembatan akan diganti baru, sehingga mereka harus meninggalkan tempat tersebut.
Mengingat mereka adalah para pendatang yang berasal dari wilayah Kecamatan Juwana, tapi ada juga dari kecamatan lain, seperti Kecamatan Tayu, Margoyoso, dan juga Kecamatan Todanan, Blora, maka akan lebih baik jika disarankan untuk berpindah ke rumah susun yang tersedia di Desa Bumirejo juga di Kecamatan Juwana. ”Dari sisi kemampuan untuk membayar sewa per bulan, mereka tetap mampu karena kebanyakan mereka juga mempunyai penghasilan,”imbuhnya.
Salah seorang pemuda yang baru selesai mandi, ketika dijumpai di rumah bedeng kolong jembatan itu, Surata (24) juga mengaku sebagai warga Juwana. ”Kami warga Desa Bakaran Wetan,”jelasnya tanpa mau menyebutkan keberadaannya di rumah bedeng, di kolong jembatan tersebut.