Dengan Mengepras Tanggul Hulu Bendung Blado Sampah dan Lumpur Berhasil Dibersihkan

Bekas tanggul hulu kiri Bendung Blado, di Desa Jimbaran, Kecamatan Margorejo yang harus dikepras untuk lewat alat berat, sudah dikembalikan lagi sesuai kondisi semula.(Foto:SN/aed)
Bekas tanggul hulu kiri Bendung Blado, di Desa Jimbaran, Kecamatan Margorejo yang harus dikepras untuk lewat alat berat, sudah dikembalikan lagi sesuai kondisi semula.(Foto:SN/aed)

SAMIN-NEWS.com, PATI – Jika awalnya pihak pemerintahan Desa Jimbaran, Kecamatan Margorejo dan PT Dua Kelinci mengalami kesulitan untuk melakukan pembersihan sampah dan endapan lumpur, baik di hulu maupun  di hilir Bendung Blado, akhirnya kesulitan tersebut bisa diurai juga. Yakni, melalui upaya mengepras ketinggian tanggul di hulu kiri bendung tersebut, sehingga alat berat bisa naik dan mengambil posisi di atas tanggul yang sementara menjadi rendah.

Dari pantauan di lokasi, sedikitnya sebuah ekskavator loader yang langsung bisa mengambil posisi di hulu bendung dengan kondisi tanggul yang sudah dikepras, untuk direndahkan, akhirnya tumpukan sampah berhasil dikeruk dan dinaikkan dari sekitar mercu bendung ke hulu. Untuk mengangkut atau menaikkan sampah secara khusus dari tempatnya, hal itu sulit dilakukan.

Faktor penyebabnya, karena sampah yang berada di hulu mercu bendung sudah tertutup endapan lumpur cukup tebal. Padahal sesuai rencana, sampah-sampah itu sedianya akan dibuang ke lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, di Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, maka rencana tersebut terpaksa dibatalkan.

Lokasi hulu dan hilir Bendung Blado, di Desa Jimbaran, Kecamatan Margorejo.(Foto:SN/aed)
Lokasi hulu dan hilir Bendung Blado, di Desa Jimbaran, Kecamatan Margorejo.(Foto:SN/aed)

Sedangkan untuk melakukan pembuangan sampah setelah dikeruk, pihak PT Dua Kelinci juga sudah mengerahkan empat unit ”dump truck.” Akhirnya dicapai kesepakatan, sampah bercampur lumpur itu dibuang di lahan kosong yang berlokasi di jalur lingkar, sehingga lokasinya lebih dekat bila dibanding harus membuangnya ke TPA yang dari sisi jenis sampah tidak tepat.

Dari hasil pengerukan baik sampah dan endapan lumpur yang menyumbat hulu dan hilir bendung, jumlah seluruhnya sampai mencapai 18 rit. Dampak dari kondisi tersebut, sudah barang tentu bila turun hujan gelontoran air dari hulu menjadi lambat dan tersumbat, dan akhirnya limpas serta luber ke perkampungan warga.

Ekskavator loader saat menaikkan sampah bercampur lumpur ke atas ''dump truck.'' (Foto:SN/aed)
Ekskavator loader saat menaikkan sampah bercampur lumpur ke atas ”dump truck.” (Foto:SN/aed)

Harapannya, setelah dilakukan pengerukan dan tangggul yang dikepras untuk akses jalan alat berat sudah dikembalikan seperti semula, maka bila ada gelontoran air dari hulu bisa lancar menuju ke hilir bendung dan langsung ke Kali Juwana. ”Dengan demikian,  mudah-mudahan tidak sering terjadi banjir,”ujar salah seorang warga setempat, Kuswanto.

Gentiel Gillen (Swedia), Lorenz Gillen (Belgia) dan Khalid Mahalatti (Denmark).(Foto:SN/dok/hp)   Previous post Kampanyekan Lingkungan; Tiga Perenang Asing Seberangi Laut Karimunjawa
Uba rampe sesaji dalam Larungan Lomban Jepara.(Foto:SN/dok-hp) Next post Duapuluhlima Sesaji Wajib dalam Larungan Lomban di Jepara. Oleh : Hadi Priyanto

Tinggalkan Balasan

Social profiles