Nenek dari Kragan Ini Sudah Puluhan Tahun Berjualan Kembang Untuk Ziarah Kubur di Juwana

Penjual kembang untuk ziarah kubur, Mbah Siti Sarifah, asal Kragan, Rembang yang selama ini mangkal di pinggir jalan raya, sisi kanan belakang Masjid Besar Juwana.(Foto:SN/aed)

SAMIN-NEWS.com, PATI – Hari H+4 Lebaran, Kamis (5/Mei) 2022, sebenarnya belum terlalu siang karena matahari tingginya baru sepenggal. Akan tetapi, menurut nenek Siti Sarifah, salah seorang penjual bunga untuk ziarah ke makam, warga asal Kragan, Rembang ini merasa kedatangannya di tempat berjualan sudah terlambat, dan kesiangan.

Karena itu, setelah menggelar dagangannya mulai dari kembang kenanga, kanthil, melati, mawar dan irisan pandan wangi secara terpisah, kemudian mengkemasnya dalam kantong plastik. Sehingga daun pisang yang sejak dahulu lazim digunakan untuk membungkus bungan yang dibeli para peziarah kubur, baik di hari Lebaran maupun di hari-hari biasa sudah ditinggalkan.

Alasan, bagi Mbah Siti Sarifah yang menekuni berdagang bunga untuk keperluan tradisi ziarah kubur, sejak dua putrinya masih kecil-kecil hingga sekarang sudah bercucu. ”Kalau hitungan waktu, ya sudah puluhan tahun, karena kami berjualan ini sejak pasar masih di depan kami (sekarang menjadi-ruko-Red),”ujarnya.

Salah seorang penjual bunga yang sama dan selama ini juga berjualan di lokasi tak jauh berbeda, berasal dari Pati.(Foto:SN/aed)
Salah seorang penjual bunga yang sama dan selama ini juga berjualan di lokasi tak jauh berbeda, berasal dari Pati.(Foto:SN/aed)

Kendati tidak musim ziarah kubur saat Lebaran seperti sekarang, lanjutnya, di hari-hari biasa ia juga selalu menyediakan kebutuhan bunga tabur tersebut untuk para pembeli yang yang membutuhkan . Akan tetapi, saat paling ramai atau musim ”panen”-nya, yaitu saat menjelang Puasa ramadhan (Sakban) di Juwana ini juga ramai para peziarah kubur.

Bedanya, saat Lebaran seperti sekarang pembelinya ini, baik, pagi siang apa sore selalu ramai, tapi ia juga membatasi diri jika sudah sepi pembeli mengakhiri berjualan, karena masih harus menempuh perjalanan pulang dari Juwana ke Kragan. Untuk sisa sedikit bunga tabur dagangannya, biasanya ia simpan di lemari es dengan cara ditaruh di bagian bawah, tapi terlebih dahulu dimasukkan dalam kantong plastik, agar tidak layu.

Untuk harga bunga tabur dalam satu kantong plastik, saat ini dijual dengan harga Rp 10.000/kantong dan biasanya peziarah kubur tanpa menawar, melainkan langsung membayar. ”Kalau yang sering kami jual eceran adalah bunga khantil dengan harga per untai yang masih kuncup Rp 1.500,”imbuh Mbah Siti Sarifah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati, Mukhamad Tulus Budiarto kendati dalam cuti bersama Lebaran, pagi-pagi harus sudah keliling hingga ke TPS sampah di Guyangan, Kecamatan Trangkil, untuk memastikan harus diangkut sampai berapa kali ke TPA.(Foto:SN/dok-lus) Previous post Luar Biasa Banyaknya Buangan Sampah di Pati Mulai Hari Ini
Next post TPI Unit II Juwana Besok Mulai Membuka Layanan Usai Lebaran

Tinggalkan Balasan

Social profiles