SAMIN-NEWS.com, JEPARA – UPT Pengembangan Bahasa Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara mendapat kunjungan BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) UIN Walisongo Semarang pada Kamis, (14/7) bertempat di Auditorium Perpustakaan lantai 3 UNISNU Jepara.
Dalam kunjungan kali ini hadir Dr. H. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag. selaku Rektor UNISNU Jepara, segenap pengurus UPT Pengembangan Bahasa, Duta Bahasa dan Pengurus BEM UNISNU. Sedangkan dari UIN Walisongo dihadiri oleh Chyndy Febriandasari, M.A selaku koordinator BIPA, tim PBB UIN Walisongo Semarang, Office of International Affair dan 14 mahasiswa asing UIN Walisongo.
Muh Shofiyuddin, M.Pd selaku ketua panitia menyatakan bahwa UPT pengembangan bahasa UNISNU Jepara akan banyak belajar. “Acara language & culture sharing bertujuan untuk menjalin kerjasama dengan BIPA UIN Walisongo, saling bertukar pengalaman dalam hal pengembangan program. Sebagaimana kita ketahui BIPA UIN Walisongo lebih dahulu perkembangannya dari segi kurikulum, pengelolaan dan pengembangan.” pungkasnya.
Dalam sambutanya, Chyndy Febriandasari, M.A selaku koordinator tim BIPA UIN Walisongo, menyampaikan terima kasih kepada UPT pengembangan bahasa UNISNU Jepara atas sambutan hangat sekaligus bekerjasama sebagai langkah awal dalam salah satu kerjasama yang telah disepakati. “Tentunya kami harap kegiatan ini tidak hanya sampai ini saja tapi membawa kerjasama bidang bahasa Indonesia, Inggris Arab dan Persia. Membawa 14 mahasiswa asing berasal dari Thailand, Malaysia dan Somalia.”, ungkapnya.
Acara Language & Culture Sharing ini dipandu oleh dua orang pemandu acara, yaitu Resi Levianingrum (mahasiswa Prodi Perbankan Syariah Fakultas Syari’ah dan Hukum) dan Muhammad Danis Sayogo (Duta Bahasa UNISNU Jepara), sementara itu pengisi materi dalam acara kali ini terdiri dua orang, yaitu Isna Umroatul Farihah (Duta Bahasa UNISNU Jepara) dan Den Hasan (Pendiri Rumah Belajar Ilalang Kecapi).
Acara berlangsung meriah dan peserta sangat antusias dengan materi yang diberikan. Materi pertama disampaikan oleh Isna dalam paparannya tentang sejarah kota Jepara dengan sebuah kalimat yang menjadi simbol kota Jepara “Trus Karya Tataning Bumi” mempunyai makna “Terus menerus berkarya demi ketertiban di bumi” tidak hanya itu Isna juga mengenalkan makanan khas, budaya tahunan seperti perang obor, lomban (larung kepala kerbau) dan destinasi wisata Pantai Kartini yang terkenal dengan Kura-kura raksasa. Ia juga sedikit mengenalkan tentang 3 tokoh putri Jepara yakni R.A Kartini, Ratu Shima dan Ratu Kalinyamat hasil karya beliau yang telah mengantarkan Jepara pada puncak kejayaannya.
Penjelasan materi kedua oleh Den Hasan, menyampaikan bahwa orang Jepara terkenal dengan tangan kreatif karena apapun bisa dibuat bagus meskipun belum belajar mendalam. Hal ini dibuktikan zaman dahulu oleh Ki Sungging Prabangkoro seorang pelukis yang mana mendapatkan perintah oleh Raja Majapahit terakhir untuk mengabadikan keelokan paras cantik istrinya. Di kesempatan lain Den Hasan mengajak mahasiswa asing untuk praktik membuat permainan tradisional yakni kitiran atau kincir angin. Moment praktik menjadi suasana penuh antusias dan gembira karena baru pertama kali tahu dan membuat mainan tradisional tersebut.
Mahasiswa asing Nur-in Madbaka dan Fareedah Maleeyan asal Thailand, mengatakan merasa senang sekali di Jepara khususnya UNISNU Jepara, makanan enak sekali dan panitia imut-imut. Hal serupa juga disampaikan mahasiswa asing asal Malaysia, Ahmad Main Mansor senang sekali bertemu dengan teman-teman Jepara, saya tertarik dengan konsep budaya tahunan yaitu perang obor, saya mengajak teman-teman kunjungilah Jepara.” pungkasnya.
Penulis: Hisyam Nasyith