SAMIN-NEWS.com, KUDUS – Keluarga Segitiga Teater (Keset) mengadakan pentas seni dan sosialisasi masyarakat bertajuk ‘Kenthongan’ yang diselenggarakan di Ruang Auditorium Universitas Muria Kudus (UMK), Jumat (12/8/2022).
“Kebetulan dari kelompok kami di suruh pementasan terus bingung tentang lakon yang dipilih. Saya sebagai lakon pementasan terus buat naskah sendiri,” ujar Nur sutradara penulis naskah Kenthongan.
“Cerita itu dibuat asalnya dari kegelisahan lingkungan. Dulu pernah ada lomba siskamling dan kentongan,” tambahnya.
Cipo NH sapaan akrab dari Nur tersebut awalnya dalam pembuatan pentas berjudul poskamling. Namun karena kurang menarik, akhirnya diubah olehnya menjadi kenthongan yang memiliki filosofi.
“Awalnya judulnya poskamling, namun karena kurang begitu menarik diubah jadi kentongan. Karena ada filosofi sendiri yakni kentongan saat dibunyikan ada tanda kematian, maling, dan bencana,” jelasnya.
Menurutnya kentongan sendiri ternyata memiliki nilai sejarah yang sangat mendalam yang dikaitkan oleh Laksamana Cheng Ho.
“Saya searching lagi untuk kentongan ternyata ada sejarah kentongan yang dibawa Laksmana Cheng Ho dibawa ke China, Jepang, Korea, dan ternyata sampai Nasional,” ungkapnya.
Sementara itu, pemeran dalam naskah yang dibuatnya kurang lebih 15 orang. Dari jumlah tersebut 5-7 diantaranya adalah lakonnya.
“Pemain dari naskah ada 5 sampai 7 orang. Namun untuk jumlahnya kurang lebih 15 orang,” ujarnya.
Lebih lanjut, sebelum memainkan pentas tersebut untuk proses latihannya memakan waktu satu bulan. Lalu untuk naskah pembuatannya hanya dua hari.
“Itu untuk proses latihan 1 bulan, naskah pembuatan dua hari karena dituntut Agustus pentas. Karena saat itu saya masih ada acara sendiri,” imbuhnya.
Penulis
Adam Naufaldo