Satuan Pendidikan Dipaksa Terapkan Kurikulum Merdeka Belajar

Kasubag TU pada Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Provinsi Jawa Tengah, Hariyanto

SAMIN-NEWS.com, PATI – Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Provinsi Jawa Tengah menyatakan satuan pendidikan saat ini dipaksa untuk menerapkan Kurikulum Merdeka dengan opsi Merdeka Mandiri Berubah.

Kasubag TU pada Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Provinsi Jawa Tengah, Haryanto, menuturkan meski sekolah diberi kebebasan untuk menentukan kurikulum yang akan dipilih. Tetapi dalam rangka pemulihan pembelajaran dan mutu pendidikan, sekolah diminta untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar.

Kurikulum Merdeka itu sendiri, lanjut Haryanto sedikitnya ada tiga opsi bagi sekolah untuk dipilih. Di antaranya Merdeka Mandiri Belajar, Merdeka Mandiri Berubah dan Merdeka Mandiri Berbagi.

“Di Jawa Tengah sekolah agak dipaksa menerapkan kurikulum berubah yang memadukan kurikulum 13 dengan pengembangan,” kata Haryanto di kantornya, yang ditulis Jumat (19/8/2022).

Ia menjelaskan Merdeka Belajar sama halnya dengan kurikulum 2013. Lalu Merdeka Mandiri Berubah sama juga dengan kurikulum 2013, tetapi ada pengembangan. Sedangkan Mandiri Berbagi itu murni menggunakan kurikulum merdeka.

implementasi Kurikulum Merdeka dengan berbagai opsi itu mulai diterapkan mulai tahun ajaran 2022/2023 ini. Bagi yang belum siap, sekolah diminta memilih merdeka belajar yang kurikulumnya sama dengan kurikulum 2013.

Kendati demikian, pihaknya mendorong sekolah agar segera menyesuaikan dengan implementasi kurikulum merdeka pada opsi Mandiri Berubah.

Haryanto mengaku saat ini banyak guru masih belum siap dengan ini. Dirinya menilai guru belum siap menerapkan kurikulum merdeka, mereka sudah nyaman dengan metode yang dilakukan sebelumnya pada K13.

Di sisi lain, kurikulum merdeka ini proses belajar tidak sama seperti dengan tahun sebelumnya. Lantaran guru dituntut bagaimana bisa memberikan ruang kepada siswa untuk aktif bertanya dan untuk aktif mencari sumber materi lain.

“Kurikulum merdeka ini arahnya untuk meningkatkan kreativitas siswa. Dengan anak diberi kebebasan, nantinya bisa menemukan pilihan. Misalnya setelah lulus besok mau ngambil jurusan dokter. Maka di kelas XI-XII itu anak diberi mapelnya kimia, biologi, matematika yang mungkin berhubungan dengan jurusan kedokteran,” pungkasnya.

Sejumlah warga Samin dari Kecamatan Sukolilo saat di Lapas Kelas IIB Pati, Jumat (19/8/2022) Previous post Puluhan Warga Samin Sukolilo Geruduk Lapas Pati
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata pada Dinporapar Pati, Endah Murwaningrum Next post Meningkatnya Wisatawan, Dinporapar Optimis Sektor Pariwisata Bangkit

Tinggalkan Balasan

Social profiles