SAMIN-NEWS.com, KUDUS – Menjelang tahun 2024 sekolah politik bagi milenial diperlukan saat ini. Sebab, ada sebagian masyarakat yang ikut terperosok didalam sebuah manipulasi politik yang semakin mendalam, (1/8/2022).
Permasalahan tersebut yang membuat Direktur Pusat Analisis Demokrasi Ekonomi kerakyatan Indonesia (Paderi) Bin Subiyanto M. peduli terkait hal itu. Serta, diperlukan peran masyarakat untuk mengangkat persoalan dasar tersebut.
“Sekolah politik bagi milenial diperlukan karena berkali-kali pemilu bangsa ini terperosok didalam sebuah manipulasi politik yang semakin dalam. Diperlukan mengangkat persoalan mendasar didalam masyarakat,” kata dia saat ditemui disela kegiatan.
Bin Subiyanto sapaan akrabnya menjelaskan, kebanyakan masyarakat sekarang kurang kesadaran dalam politik.
“Contoh pertama karena pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang politik kurang. Bahwa ketika dia memutuskan sesuatu dalam hal memilih saat pilkada itu efeknya panjang,” katanya.
Lebih lanjut, jika seluruh elemen masyarakat terjerembab dalam hal itu. Maka bangsa ini juga keliru. Sebagai contoh, ketika masyarakat dengan mudahnya memilih karena faktor money politik.
“Salah satunya mudahnya masyarakat yang menggunakan hak pilihnya karena money politik. Maka milenial harus memiliki kesadaran mendasar. Harus menjadi subjektif. Menjadikan manusia menjadi subjektif itu susah,” terangnya.
“Contohnya setiap dirumah menjadi objek orang tua. Disitulah membuka kesadaran tentang masyarakat. Kesadaran eksistensial dalam teori filsafat. Kalau orang sadar bahwa eksistensinya merdeka yaitu bebas dalam melakukan sesuatu yakni memilih, maka selesai sudah. Untuk di Indonesia tidak ada,” sambungnya.
Dirinya menghimbau perlunya ada sekolah politik bagi milenial, yang sasarannya untuk semua masyarakat terutama bagi kaum milenial dan organisasi.
Penulis
Adam Naufaldo