SAMIN-NEWS.com, PATI – Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Pati, H. Hardi melihat masyarakat mengeluhkan dengan naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Dirinya kurang sepakat yang mana saat ini perekonomian baru mulai pulih pasca pandemi.
“BBM subsidi ini secara pribadi saya melihat masyarakat itu sangat mengeluh, karena setelah pandemi Covid-19 harapannya mereka itu kan untuk meningkatkan pendapatan atau pun memulihkan penghasilan,” kata Hardi dalam rekaman yang ditulis Sabtu, (17/9/2022).
Upaya untuk pemulihan ekonomi keluarga dalam lingkup keluarga, akhirnya tidak berjalan seperti yang mereka harapkan. Karena di satu sisi diikuti juga dengan kenaikan harga bahan pokok.
Dirinya menegaskan secara pribadi seharusnya jangan dinaikkan (harga BBM) dulu. Akan tetapi, dia menyatakan secara kelembagaan secara politis belum ada tanggapan mengenai itu.
Pemerintah pusat memberi bantalan sosial berupa bantuan tunai imbas naiknya BBM sejumlah Rp600 ribu. Dirinya mengungkapkan BLT BBM ini diminta disalurkan kepada orang yang tepat orang yang membutuhkan.
“Di sisi lain, penyaluran BLT BBM itu harus tepat sasaran. Biasanya pakai data lama itu kurang tepat sasaran. Kami tetap meminta Dinas Sosial agar data yang dipakai terus diperbarui,” imbuhnya.
Pihaknya menyebut DPRD sering bertemu dengan OPD yang membidangi, yaitu Dinas Sosial. Berjalannya waktu, data-data itu terus dievaluasi sehingga diharapkan penyaluran Bansos tepat sasaran.
“Sehingga warga kurang mampu itu bisa menikmati daripada BLT itu sendiri. Dan Alhamdulillah sedikit demi sedikit data tersebut sudah diperbaiki oleh Dinsos,” tutupnya.(adv)