SAMIN-NEWS.com, KUDUS – Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan dan Minuman (PC FSP RTMM-SPSI) menggelar rapat terkait koordinasi dampak kenaikan BBM bagi pekerja anggota, bertempat di Aula PC FSP RTMM-SPSI Jalan Sunan Muria No 23 Kabupaten Kudus, Rabu (7/9/2022).
Suba’an Abdul Rochman selaku Pimpinan FSP RTMM-SPS mengungkapkan, pihaknya menyikapi dengan adanya kenaikan BBM beberapa waktu lalu yang berdampak bagi anggotanya.
“Terkait yang kita laksanakan selaku serikat pekerja terbesar di Kudus. Khususnya anggota kami pekerja rokok yang menyikapi adanya kenaikan BBM. Dampak dari kenaikan BBM nanti itu sejauh mana terhadap anggota kami di perusahaan,” jelas Suba’an.
Rapat yang digelar itu, dirinya menyebut akan mengambil langkah seperti, keluhan para sopir angkot yang mengeluhkan kenaikan BBM, kemudian tarif angkot rata-rata dinaikkan menjadi Rp 1000, per trayek.
“Jadi saya mendengar banyak keluhan dari kalangan angkutan. Itu baru angkutan nanti daya beli mereka sejauh mana akan dievaluasi,” ujarnya.
“Kita pengen tau dampak kenaikan BBM seperti apa, setelah itu akan ditindak lanjuti dengan musyawarah pihak asosiasi (PPRK),” sambungnya.
Lebih lanjut, nantinya jika hal tersebut tidak ditanggapi akan melakukan aksi turun ke jalan yang merupakan alternatif terakhir. Sebab hal itu benar-benar aspirasi dari anggotanya yang merasa keberatan.
“Namun kalau emang tidak ditanggapi bisa turun ke jalan yang merupakan alternatif terakhir. Karena ini bener aspirasi dari anggota kami khususnya pekerja merasa berat,” kata dia.
Dampak kenaikan BBM yang berimbas pada naiknya harga seperti tarif transportasi dalam hal ini angkot sangat luas. Oleh karena itu, pihaknya akan terus menggelar rapat untuk langkah dan keputusan kedepannya.
“Kenaikan bukan segi angkot, kebutuhan bahan pokok juga naik. Dampaknya sangat luas. Oleh karena itu kami sengaja mengadakan rapat untuk langkah kedepan. Dan nantinya akan dirapatkan terus,” terangnya.
Selain itu, dirinya akan mengawasi terkait perkembangan kenaikan BBM tersebut. Mengenai Bantuan Langsung Tunai juga akan dipantau dan diawasi terkait pelaksanaannya. “Kita akan ngawasi perkembangan kenaikan BBM. Terkait pemerintah memberi BLT Rp 600.000 nanti akan di pantau terus terkait pelaksanaannya,” kata dia.
“Selain itu kami akan membentuk tim untuk turun ke pasar. Pendapatan mereka akan berkurang jauh. Untuk mencukupi kebutuhannya juga akan berkurang,” tambahnya.
Suba’an sapaan akrabnya juga menjelaskan yang berdampak atas kenaikan BBM itu bukan hanya pekerja, melainkan pengusaha juga akan terkena imbasnya. Sebab hal itu akan berpengaruh pada turunnya daya beli masyarakat.
“Yang terdampak bukan hanya pekerja, namun pengusaha juga terdampak karena turunnya daya beli masyarakat,” pungkasnya.
Penulis
Adam Naufaldo