SAMIN-NEWS.com, PATI – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dinaikkan oleh pemerintah baru-baru ini membuat pendapatan nelayan kian terhimpit. Naiknya harga BBM tersebut berakibat pada biaya untuk melaut juga ikut terkerek.
Ketua Barisan Muda Nelayan Juwana, Mukit menilai imbas dengan dinaikkannya BBM tersebut semakin memberatkan nelayan. Belanja BBM ini akan semakin membengkak dibanding dengan periode sebelumnya.
“Kenaikan harga BBM ini sangat berat, karena BBM salah satu faktor cost perbekalan untuk melaut tinggi. Harga BBM melonjak yang tahun sebelumnya di bawah Rp10 ribu sekarang naik hampir 100 persen jadi kita merasa keberatan,” ujarnya, Selasa (13/9/2022).
Menurutnya, pergerakan kapal nelayan ditentukan dengan ada dan tidaknya ikan yang akan ditangkap. Di samping itu, untuk pergerakan kapal mencari ikan membutuhkan BBM yang tidak sedikit.
Bahkan, harga tangkapan ikan dari nelayan tidak pasti cenderung turun. Ini yang membuat nelayan semakin kesusahan. Biaya belanja BBM untuk melaut tinggi, tetapi hasil tangkapan tidak naik.
“Kenaikan BBM tidak dibarengi dengan kenaikan harga ikan justru harga ikan makin kesini semakin menurun. Hasil ikan tangkap seperti Ikan Kembung, Layang dan Tongkol harganya turun,” jelasnya.
Dk singgung apakah nelayan Juwana bakal menggelar aksi demonstrasi buntut kenaikan harga BBM subsidi, pihaknya mengaku tidak ada rencana aksi. Karena menurut Mukit, aksi itu juga bakal akan mempengaruhi aktivitas ekonomi.
Akan tetapi, dia mengaku pekerjaan nelayan ini yang sudah sedari dulu digeluti akan terus dilanjutkan. Pihaknya melanjutkan ada kenaikan BBM atau tidak, mau tidak mau memberangkatkan kapal. Sebab yang dipikirkan adalah bagaimana caranya menafkahi keluarga.
“Pekerjaan nelayan ini sudah dari dulu, namanya ada kenaikan atau tidak mau tidak mau memberangkatkan kapal terus keluarga mau makan apa. Akhirnya kita tetap memberangkatkan kapal, percobaan sebab naiknya BBM baru kali ini entah nanti hasilnya seperti apa,” tutur Mukit.