SAMIN-NEWS.com, PATI – Tiga desa di Kecamatan Jakenan tergenang banjir, lantaran sebelumnya di wilayah tersebut diguyur hujan lebat, Sabtu (12/11/2022). Tiga desa itu di antaranya Desa Glonggong, Bungasrejo dan Desa Sembaturagung.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya menyatakan, ketinggian banjir yang melanda di wilayah Jakenan itu bervariatif. Rata-rata mulai 15 s/d 30 centimeter.
“Jalan Glonggong-Winong turut Desa Glonggong banjir dengan ketinggian antara 20 cm sampai dengan 30 cm. Jalan Raya Glonggong-Jakenan Desa Glonggong dan Desa Sembaturagung sepanjang 300 meter dengan ketinggian air antara 20 cm sampai 30 cm,” ujar Martinus.
Kemudian, lanjut dia banjir juga melanda di Desa Bungasrejo. Adapun ketinggian banjir hingga 25 cm. Akibat banjir tersebut, jalan raya Glonggong – Gabus dan kw arah timur Glonggong – Jakenan lumpuh. Pasalnya kendaraan roda dua maupun empat tak bisa melintas.
“Akibat banjir jalan raya tergenang air dan tidak bisa di lewati. Dan air menggenangi pemukiman penduduk dan menggenangi area persawahan dan lahan pertanian,” jelasnya.
Pihaknya menyebut BPBD saat ini masih menghimpun data berkait dengan kerugian material yang diakibatkan banjir. Selain jumlah kerugian masih menunggu laporan perkembangan lebih lanjut, Martinus juga menyampaikan bahwa tidak ada korban jiwa tidak ada dalam bencana alam kali ini.
Menurutnya, banjir yang melanda di wilayah Jakenan dikarenakan kiriman dari wilayah hulu yaitu dari Kecamatan Pucakwangi dan Winong. Lantaran intensitas curah tinggi sehingga sungai setempat tak mampu menampung volume air yang pada akhirnya meluap ke jalan raya hingga pemukiman warga.
“Akibat banjir dikarenakan curah hujan tinggi dan sungai yang ada di Desa Glonggong meluap karena ada kiriman dari wilayah Kecamatan Pucakwangi dan Kecamatan winong,” ungkapnya.
Sementara Kades Glonggong, Rukin Prasetyo menambahkan, banjir tersebut sedikitnya berdampak pada 100 rumah warganya. Banjir ada yang masuk ke rumah warga, terutama bagian dapur.
“Bagi warga Glongglong banjir itu sudah menjadi hal yang rutin setiap tahun. Untuk tahun ini mulai Januari sampai November sudah ada 10 – 11 kali. Ini disebabkan secara geografis Desa Glongglong terletak di dataran rendah sudah dari dulu banjir,” paparnya.
Kemudian, menurut dia dampak banjir terhadap pertanian disebut tidak signifikan. Hal itu lantaran sekarang ini para petani baru persiapan masa tanam dengan menyiapkan bibit.