SAMIN-NEWS.com, PATI – Kepala Perum Perhutani KPH Pati, Arif Fitri Satria menjelaskan bahwa zaman dulu, masyarakat kita masih asing dengan konsep kolaborasi antara kelestarian lingkungan dengan kesejahteraan masyarakat.
Akan tetapi, menurutnya seiring perkembangan waktu kolaborasi itu ternyata bisa menjadi salah satu strategi untuk merehabilitasi kawasan hutan dan lahan. Itu disampaikan Arif saat mengikuti FGD di Ruang Penjawi Setda Pati dengan tema Lestarikan Pegunungan Kapur Selatan dan Utara Jawa menuju Kelestarian Fungsi Lingkungan dan Kesejahteraan Masyarakat.
FGD ini dilaksanakan untuk mencari solusi atas persoalan banjir khususnya di Pati bagian selatan yang mana dihadapkan dengan kondisi kehutanan di Pegunungan Kendeng yang tak berfungsi secara maksimal. Peralihan hutan dari tanaman keras menjadi tanaman semusim.
“Dulu tabu ketika berbicara kelestarian lingkungan tidak bisa berjalan bersama. Tetapi saat ini antara kelestarian lingkungan dengan kesejahteraan masyarakat bisa berjalan,” ucap Arif.
Pihaknya mengungkapkan Perhutani KPH Pati merencanakan di wilayah Pegunungan Kendeng akan ditanami sebagai rehabilitasi hutan. Pada tahun 2022 ini pihaknya sudah menanam 200 hektar lebih di kawasan tersebut.
Melihat persoalan peralihan fungsi hutan di kawasan Pegunungan Kendeng tersebut, Perhutani akan menerapkan konsep Agroforestry atau perpaduan antara pertanian dengan kehutanan.
Menurut Arif, konsep ini sudah banyak di daerah lain yang menerapkan. Oleh karena itu, dia mencoba mereplikasikan di Pegunungan Kendeng. Sehingga fungsi hutan bisa kembali normal dan masyarakat sekitar hutan nisa sejahtera melalui tanaman buah-buahan yang bisa dipetik hasilnya.
“Bagaimana upaya kami di Kendeng, setelah banjir kemarin kami berpikir ulang menerapkan agro forestry. Konsep ini sudah berlaku di daerah lain. Kami mencoba rencananya tahun depan, tidak hanya menanam tanaman kayu, tetapi tanaman buah-buahan,” terangnya.
“Agro forestry sangat mungkin diterapkan. Bisa menahan laju air, endapan tanah, dan pakan ternak. Kemudian antara 2 sampai 3 tahun ke depan bisa menambah kesejahteraan masyarakat hutan,” pungkas Arif.