SAMIN-NEWS.com, KUDUS – Paguyuban Bank Sampah Mutiara beberkan cara mengelola sampah yang benar kepada warga di lima desa Kabupaten Kudus. Diantaranya, Desa Menawan, Getasrabi, Kedungdowo, Prambatan Lor, dan Loram Kulon, Senin (5/12/2022).
Ketua Paguyuban Bank Sampah Mutiara Kudus M Anshori mengatakan, kegiatan pelatihan TPS 3R itu digelar selama lima hari di Desa Kudus yang terpilih, dimulai dari 28 November hingga 2 Desember 2022 kemarin.
“Kegiatan pelatihan TPS 3R ada 5 desa yang mendapatkan bantuan terkait pembuatan pengelolaan sampah itu. Yakni Menawan Getasrabi, Kedungdowo, Prambatan, Loram Kulon,” katanya.
Lebih lanjut, untuk itu, pihaknya diminta Dinas PKPLH Kudus dalam membantu memberikan materi khusus tentang beberapa cara mengelola sampah non organik dengan baik agar memiliki nilai ekonomi.
“Kami diminta memberikan materi khusus terkait pengelolaan sampah non organik dari PKPLH Kudus,” tuturnya.
Menurut M Anshori, hal itu dilakukan mengingat sampah saat ini di Kudus lebih banyak non organik. Ditambah, TPA yang bertempat di Desa Tanjung Rejo melebihi kapasitas. Oleh karena itu disetiap desa harus bisa mengelola sampah dengan mandiri.
“Karena sampah saat ini kebanyakan non organik. TPA overload sehingga desa harus bisa mengelola sampah dengan mandiri,” jelas M Anshori kepada Samin News.
Selain itu, dirinya juga menekankan bahwa sampah terpilah harus sesuai dengan jenisnya. Minimal tiga yakni, organik, non organik dan residu. Sehingga sampah yang ingin dibuang ke TPA harus sudah ter-residu.
“Jika ke TPA harus bener-bener residu. Seperti sampah organik jadi kompos. Kalau non kita bisa ke pengepul atau bank sampah,” jelasnya.
“Jika tidak bisa, maka akan lari ke TPA. Intinya kami memiliki keinginan untuk warga berinisiatif,” tambahnya.
M Anshori berharap setelah pelatihan yang diadakan lima hari di desa, para warga yang menerimanya bisa menerapkannya dilingkungan masing-masing. Serta bisa memanfaatkan sampah yang bernilai ekonomis.
“Warga yang dikasih pelatihan bisa menerapkannya sesuai yang diajarkan dan bisa memanfaatkan yang bernilai ekonomis. Serta berharap didesa Kudus ada bank sampah,” tuturnya.
Kepala Desa Loram Kulon Taslim bercerita mengenai persoalan sampah yang bukan hanya persoalan dalam, melainkan keseluruhan. Namun untuk pengelolaan sampah di Loram Kulon ia menilai sangat baik.
“Untuk Loram Kulon ini pengelolaan sudah berjalan dengan baik. Tiap warga, tiap KK sudah, dan mendapatkan proyek TPS 3R dari PKPLH yang senilai 600 juta,” bebernya.
Setelah mendapatkan dana, Desa Loram Kulon membuat komposter seharga Rp 50 juta, serta sebanyak 100 hingga 150 buah juga dipinjamkan ke warga setempat. Harapannya, warga dapat menerapkan apa yang sudah diajarkan oleh pemateri Paguyuban Bank Sampah.
“Yakni sampah organik dimasukkan ke komposter dan non organik dipilah kardus plastik dibuang ke TPS 3R sebagai bank sampah,” pungkasnya.
“Kegiatan itu diikuti oleh elemen masyarakat Loram Kulon. Harapannya, semoga untuk pengelolaan sampah dapat tertata dan ada income ke desa, hal positif bagi desa dan masukan desa,” sambungnya.