SAMIN-NEWS.com, PATI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati menyebut bahwa masyarakat di Bumi Mina Tani masih banyak yang belum tahu akan hal pengetahuan serta penanganan penyakit katarak.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati, Aviani Tritanti Venusia saat menghadiri kegiatan Operasi Katarak oleh Sentra Margo Laras Pati bersama Perhimpunan Dokter Mata Indonesia (Perdami) di RSUD RAA Soewondo, Rabu (14/12/2022).
Dalam kesempatan itu, Aviani mewakili Pj Bupati Pati yang berhalangan tidak bisa mengikuti kegiatan.. Menurutnya Pemkab Pati mendukung kegiatan sosial yang diinisiasi Kemensos tersebut.
“Kami menyambut baik kegiatan sosial operasi katarak, karena bagaimanapun juga masih banyak masyarakat yang belum terjangkau karena keterbatasan SDM yang dimiliki,” ucap Aviani.
Dengan masifnya pengobatan katarak, dia berharap nantinya masyarakat secara luas menyebarkan kepada lingkungan di sekitarnya. Sehingga pengetahuan serta sosialisasi berjalan beriringan, baik langsung di masyarakat maupun pihak yang berwenang.
Tak hanya minimnya pengetahuan seputar penanganan katarak, Aviani juga menyebut masyarakat di Kabupaten Pati cenderung takut untuk memeriksakan penyakit yang dideritanya itu. Padahal, masyarakat justru harus mendapatkan pelayanan pengobatan.
“Adanya kegiatan seperti ini, nantinya diharapkan masyarakat getok tular kepada yang lain supaya jangan takut untuk memeriksakan menderita katarak agar mau operasi katarak. Mereka berhak menerima tindakan pelayanan itu,” ujarnya.
Sedangkan perwakilan Perdami, Heroe Joenianto menyatakan berdasarkan survei yang dilakukan WHO, ditemukan angka kebutaan secara umum 3 persen Indonesia. Sedangkan di Jawa Tengah terdapat 2,7 persen masyarakat menderita katarak.
“Dirjen P2M Kemenkes menyebutkan populasi penyakit katarak 0,1 persen dari jumlah penduduk. Artinya didapatkan dalam kurun waktu satu tahun itu sebanyak 250 ribu penderita baru penyakit katarak,” jelasnya.
Heroe mengungkapkan, Perdami secara umumnya diberikan amanah oleh pemerintah pusat untuk menyelesaikan kasus katarak dengan sumber daya yang dimiliki. Dia menyebut kemampuan Perdami dalam satu tahun penanganan buta katarak sebanyak 180 ribu.
“Berarti masih hutang tunggakan. Disinilah dibutuhkan peran lintas sektor untuk membantu Perdami, mulai Margo Laras, TNI-Polri, Sidomuncul itu yang biasanya membantu kami,” tandas dia.
Kategori WHO, penglihatan tidak sampai 3 meter itu sudah kategori kebutaan