11 Siswa Sirojul Anam Diduga Keracunan Makan Sosis, Keluarga Penjual: Itu Fitnah Tuduhan tak Mendasar

Mediasi terkait dugaan 11 siswa Madrasah Sirojul Alam keracunan yang diikuti keluarga penjual makanan, Yayasan Madrasah Sirojul Alam, Dinkes, Puskesmas Tayu 2 dan Pemdes Luwang

SAMIN-NEWS.com, PATI – Keluarga Penjual Sosis di Desa Luwang Kecamatan Tayu tidak terima anaknya sebagai penjual sosis dituduh menjual jajanan mengandung bahan yang berbahaya.

Sebelumnya, terdapat 11 siswa Madrasah Sirojul Abam Luwang diduga mengalami keracunan yang mengakibatkan mual dan muntah. Satu di antaranya sampai dirawat di rumah sakit.

Dwi Susilowati selaku penjual sosis di lingkungan Madrasah Sirojul Anam Luwang Tayu dituduh oleh kepala madrasah tersebut menjual jajanan mengandung bahan yang berbahaya. Tuduhan tanpa dasar itu mengakibatkan, Dwi stres berat mengalami gangguan psikis hingga masuk ke rumah sakit.

Orang tua Dwi, Rusdi menjelaskan bahwa kejadian itu terjadi pada 14 Januari. Dua hari setelahnya, Puskesmas Tayu beserta Dinas Kesehatan mengambil sampel jajanan untuk dilakukan pengujian.

Saat itu, dia mengatakan dari Dinkes menjanjikan hasil uji lab akan keluar 3 hari kemudian. Akan tetapi sampai sekarang belum ada surat resmi hasil lab tersebut.

“Namun, karena prihatin melihat anak saya mengalami stres demikian, saya tanggal 1 Februari konfirmasi ke Dinkes. Saat itu Dinkes menyatakan secara lisan bahwa hasilnya negatif tidak mengandung bahan zat berbahaya,” kata Rusdi.

Dirinya menyayangkan hasil uji lab belum keluar, akan tetapi madrasah telah menyebar fitnah yang kemudian dikonsumsi publik bahwa siswa Sirojul Anam keracunan karena makan jajan dari warung Dwi anaknya.

“Mengapa hasil lab kesehatan belum keluar sudah menyebarkan informasi, padahal anak saya atas informasi itu mengalami depresi berat dan stres,” Rusdi menyayangkan.

“Saya merasa dirugikan atas informasi yang disebarkan tanpa data valid, itu namanya fitnah. Apalagi siswa sampai dilarang membeli jajan di warung anak kami,” tambahnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa Dwi masuk rumah sakit, suaminya juga masuk rumah sakit. Bahkan Dwi yang sebelumnya dirawat di RSUD Soewondo, kemudian saat ini dipindah ke Rembang.

“Kami meminta keadilan atas kejadian ini karena kami dirugikan baik segi moril, nama baik keluarga, dampak medis sehingga anak sakit. ungkapnya.

Sementara Kepala MI Sirojul Anam Ahmad Munir saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa terdapat 11 siswa yang diduga mengalami keracunan. Di antaranya terdiri dari kelas 6 MI ada 2 siswa, sementara MTs (SMP sederajat) terdapat 9 anak.

“Kala itu setelah istirahat kemudian muntah di kelas. lalu diantar pulang masih muntah kemudian dibawa ke rumah sakit, dua hari dirawat diperbolehkan balik kondisinya membaik,” terangnya.

Atas kejadian ini, Munir melarang siswanya membeli jajan dari warung Dwi. Menurutnya, hal ini dilakukan sampai uji lab yang dilakukan oleh instansi terkait keluar.

“Kejadiannya waktu itu hari Ahad, kemudian saya imbau bagi siswa kami agar sementara waktu tidak jajan di situ lagi sebelum ada kejelasan pengecekan dari Dinkes,” ujarnya.

Munir mengetahui siswanya diduga mengalami keracunan dari warung Dwi atas informasi yang ia himpun. “Di lingkungan sekolah sekitar ada 8 pedagang termasuk yang keliling. Pengakuan dari anak-anak saat ditanya petugas Dinkes jajan dari situ (warung milik Dwi),” tandasnya.

Sedangkan salah satu orang tua siswa yang diduga keracunan, Karsono mengaku tidak mempersalahkan dan tidak mau memperpanjang urusan ini. Dia mengaku anaknya muntah, namun tidak sampai dirawat ke rumah sakit untuk ditangani secara medis.

Sejumlah wartawan Pati ziarah ke makam para senior jurnalis yang telah meninggal dunia Previous post Ziarah ke Makam Tokoh Senior Peringati Hari Pers di Pati
Kepala Desa Luwang Kecamatan Tayu Suhartanto Next post Soal 11 Siswa Sirojul Anam Diduga Keracunan, Dinkes Pati Nyatakan Hasil Lab Belum Keluar

Tinggalkan Balasan

Social profiles