SAMIN-NEWS.com, KUDUS – Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kudus membeberkan dampak hewan ternak jika tidak diberikan vaksin Lumpy Skin Disease (LSD). Diantaranya, efek produksi turun.
Sub Koordinator Produksi dan Kesehatan Hewan Dispertan Sidi Pramono menjelaskan, selain virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), ada juga penyakit LSD yang disebabkan oleh virus cacar.
“Disamping ada PMK ini juga ada LSD penyakit yang disebabkan oleh virus cacar. Jadi dampak yang ditimbulkan adalah kerugian ekonomi misalnya produksinya turun,” bebernya.
Sidi menerangkan, adapun ciri-ciri hewan ternak yang terkena penyakit LSD diantaranya, muncul lesi kulit berupa benjolan (Nodul) seperti cacar yang bisa mengakibatkan pecah.
“Ciri-ciri hewan ternak yang terkena LSD ada nodul-nodul dikulitnya seperti cacar itu yang kadang pecah dan kadang itu ditularkan lewat vektor lalat bisa,” ungkapnya.
Lebih lanjut, menurutnya untuk penularan terbilang cepat. Mengingat lalat memiliki sikap reaktif yang hinggap kesana-kemari. Untuk itu, dirinya menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan kandang.
“Untuk penularannya sangat cepat sekali karena lalat itu hinggap kesana-kemari. Jadi saya sarankan ke peternak untuk kebersihan kandang atau bio security-nya yang ketat. Jadi untuk pencegahannya,” bebernya.
Sementara itu di wilayah Kabupaten Kudus yang dicurigai pihaknya ada delapan daerah hewan ternak yang terkena penyakit LSD. Atas hal itu pihaknya segera menghubungi Balai Besar Peternakan Wates.
“Ada delapan yang kita curigai yakni didaerah Kudus atas. Terkait hal itu, kita segera menghubungi Balai Besar Peternakan Wates untuk diambil sampel darah dan dikerok,” kata dia.
Setelah dilakukan pengecekan, lanjut Sidi, hasil dari delapan wilayah yang dicurigai yakni negatif. Meskipun demikian, pihaknya tetap melakukan pemberian vaksin PMK, serta mencari info seputar LSD.
“Ternyata hasil delapan itu negatif untuk Kabupaten Kudus, belum ditemukan lagi. Kita setiap hari muter disamping pemberian vaksin PMK. Serta mencari informasi yang berkaitan dengan LSD,” tuturnya
Dirinya mengaku bersyukur, untuk di Kabupaten Kudus hasil lab-nya negatif. Meskipun ada Kabupaten Jepara, Demak, Pati yang sudah terkena terdampak dari penyakit tersebut.
“Penyebaran LSD ini ada di Kabupaten Jepara, Demak, dan Pati yang sudah terkena semua. Tapi kemarin hasil lab itu negatif untuk Kudus,” ungkapnya.
“LSD ini bisa menyebabkan kematian bagi hewan ternak, karena ciri-ciri yang terkena yakni nafsu makan turun,” tambahnya.
Oleh karena itu, Dispertan Kudus akan memberikan pacuan melalui pengobatan agar nafsu makan dari hewan ternak tersebut bertambah. Sehingga mengurangi resiko kematian.
“Jadi kita pacu kita obati biar nafsu makan tambah dan tidak menyebabkan kematian,” tandasnya.
Sementara itu, Zaenal Abidin pemilik hewan ternak sapi memberikan saran kepada masyarakat lainnya yang memiliki hewan ternak untuk selalu menjaga kebersihan kandang. Pemberian vitamin juga penting.
“Untuk makanan harus mencukupi sesuai porsinya. Serta turut juga menjaga kebersihan kandang,” tuturnya.
“Menurut saya, banyak sepengetahuannya peternak itu kadang kotoran banyak yang tidak diambil. Ibaratnya tidur dan kotorannya disitu, itukan sangat berpengaruh sekali,” pungkasnya.