SAMIN-NEWS.com, KUDUS – Bolone Ganjar Gayeng (Bogang) Kudus menggelar acara bertajuk ‘Sarasehan Budaya Setu Leginan’ yang bertujuan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kebudayaan jawa pada zamannya.
Ketua Panitia Sarasehan Budaya Setu Leginan Yohanes Basko Dwi Santoro mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memunculkan budaya jawa yang terkikis oleh budaya global.
“Kita disini memunculkan lagi budaya-budaya jawa supaya tidak terkikis dengan budaya global. Dari dulu kata-kata orang memang kita tergerus oleh budaya global,” katanya.
Lebih lanjut, kata dia, oleh karena itu pada kesempatan ini Bogang Kudus kembali menghidupkan budaya itu melalui kegiatan Sarasehan Budaya Setu Leginan. Mengingat hal itu mengandung makna.
“Makanya kita disini menghidupkan lagi kebudayaan jawa. Karena budaya jawa mengandung arti makna, seperti seni khas daerah dan lain. Suatu sisi kita munculkan lagi,” ujarnya.
Ditanya Samin News mengenai penampilan seni yang ditampilkan pada kegiatan tersebut Basko menjawab bahwa hal itu merupakan doa berupa Hanacaraka, Datasawala, Podojoyonyo, Mogobotongo.
“Itu adalah doa Hanacaraka, Datasawala, Podojoyonyo, Mogobotongo kita dereskan dan itu dimaknai lebih dalam itu bagus. Kalau mengikutinya lebih nyes dalam hati,” kata dia.
Basko menambahkan, sebutan itu merupakan peninggalan warisan dari nenek moyang terdahulu. Untuk di Kudus baru kali ini dan satu-satunya yang memunculkan adalah pihaknya yakni Bogang Kudus.
“Hal itu merupakan warisan dari nenek moyang kita. Kudus baru kali ini dan satu-satunya yang memunculkan serta menguri-nguri budaya adalah kami,” jelasnya.
Hal itu berupaya dilakukan oleh Bogang Kudus agar tidak terkikis oleh budaya asing. Sementara itu acara perdana kali diikuti oleh 20 orang anggota Bogang sendiri.
“Tentunya itu supaya tidak terkikis dengan budaya asing. Acara kali ini diikuti oleh 20 orang,” ungkapnya.
Dirinya juga berpesan kepada generasi muda atau milenial yang akan menjadi pilar bangsa diharapkan dapat menjaga kebudayaan jawa dan menguri-ngurinya. Karena itu warisan dari nenek moyang.
“Tolong jaga kebudayaan jawa. Karena itu warisan dari nenek moyang kita,” pesannya.
Ketua Bogang Kudus Anton menjelaskan, kegiatan kali ini diinisiasi oleh penasehat Bogang Kudus yakni Bambang Sumadiyono. Hal itu tentunya penting karena untuk mengkuyungkan budaya nusantara.
“Ini diinisiasi oleh Penasehat Bogang Kudus Bambang Sumadiyono. Itu penting untik mengkuyungkan budaya nusantara serta utamanya budaya jawa, nguri budaya dengan bentuk selapanan Setu legi,” tuturnya.
“Kenapa diambil tema itu. Kebetulan itu ada maknanya yakni hari yang sangat spesial.
Ini merupakan agenda Bogang sebenarnya tapi memang ada unsur kepanitiaan,” tambahnya.
Lebih lanjut, kedepan kegiatan tersebut rencananya akan diadakan rutin dengan narasumber yang berbeda-beda. Tentunya kegiatan yang pertama digelar itu merupakan penataan awal untuk audiens.
“Ini insyaallah akan diadakan rutin dengan narasumber yang berbeda-beda. Kegiatan pertama ini merupakan penataan awal yang diharapkan kedepan audiencenya lebih banyak. Karena memang acara budaya nusantara yang sifatnya lokal ginikan memang harus menggaet audience dengan kerja keras,” tandasnya.
“Tapi ini sudah saya apresiasi kerja keras kawan-kawan panitia serta terimakasih kepada pak Bambang selaku tuan tumah. Kedepan acara selapanan ini diharapkan bisa hadir 50 persen dari adik-adik baik dari mahasiswa pegiat seni yang lebih paham kebudayaan dan bisa memberikan ilmunya kepada kami,” tutupnya.