SAMIN-NEWS.com, PATI – Banjir yang merendam di Banjarsari, Kecamatan Gabus beberapa waktu lalu menyisakan tumpukan sampah. Utamanya di aliran sempadan sungai Banjarsari yang bermuara ke Sungai Silugonggo tersebut.
Sampah rumah tangga domestik hingga sampah ranting-ranting pohon terbawa arus banjir akhirnya menumpuk. Sehingga selain curah hujan tinggi, sampah tersebut juga menjadi penyebab lain dari meluapnya air ke permukaan rumah warga.
Ketua Gerakan masyarakat (Germas) Peduli Lingkungan Kecamatan Gabus, Heru Wardoyo menyatakan kegiatan ini menindaklanjuti dari keluhan masyarakat Banjarsari. Dia mengatakan Pemdes setempat kurang merespon atas persoalan sampah di lingkungannya.
“Untuk mengatasi sampah sisa bencana banjir kemarin. Mengingat banyak keluhan dari masyarakat utamanya dari RW 1 dan RW 2 mengenai sampah yang menumpuk. Pemerintah desa sini memang belum begitu merespon meskipun sebenarnya setuju,” katanya, Senin (13/2/2023).
Untuk membersihkan tumpukan sampah itu, masyarakat menyewa alat berat untuk mengangkut dan membawanya. Untuk membiayai operasionalnya dilakukan iuran swadaya masyarakat.
“Akomodasinya ini iuran dari warga, ada yang menyumbang Rp 2 ribu, ada yang Rp 50 ribu bahkan Rp 100 ribu. Totalnya terkumpul kurang lebih Rp 1,5 juta. Iuran ini digunakan untuk operasional pembersihan,” jelasnya.
Menurutnya, masyarakat resah dan khawatir jika tumpukan sampah itu tidak segera dibersihkan. Karena dikhawatirkan hujan lebat datang maka menyebabkan banjir lagi dan merendam rumah penduduk.
Meski dikatakannya, sebelumnya masyarakat sudah menjalin komunikasi dengan Pemdes setempat. Namun, Pemdes kata dia masih proses administrasi.
Sedangkan salah satu masyarakat setempat, Mastur menyampaikan rumahnya sudah delapan kali terdampak banjir dalam kurun waktu musim ini. Dia menjelaskan akibat tumpukan sampah tersebut, aliran sungai mampet.
“Karena kalau hujan airnya masuk ke rumah warga. Supaya tidak berdampak saat ada hujan sampah dibersihkan. Dulu kalau tidak ada sampah seperti ini air lancar sampai sungai besar (Sungai Silugonggo),” paparnya.