SAMIN-NEWS.com, PATI – Selain berpotensi merebaknya penyakit demam berdarah, flu, hingga penyakit kulit, hal yang perlu diwaspadai dan diperhatikan adalah penyakit kencing tikus atau istilahnya Leptospirosis. Jika dibiarkan terkontaminasi sampai parah, bisa menimbulkan kematian.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati Aviani Tritanti Venusia mengatakan, penyakit ini disebabkan karena bakteri Leptospira. Bakteri itu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Paling sering terjadi ditularkan dari air kencing tikus.
Kemudian bakteri tersebut biasanya menyebar melalui beberapa kontak, seperti melalui luka, selaput lendir, mata, hidung, kulit yang lecet, hingga makanan. Apalagi tanpa disadari jika di lingkungan banjir di situ terdapat bakteri dan menular pada kulit terluka.
“Kencing tikus lewatnya melalui luka terbuka meskipun itu kecil. Kalau hanya penyakit kulit tok, itu enggak apa-apa. Terpapar dengan air yang terkontaminasi air kencing tikus dimana itu mengandung bakteri leptospira,” ujar Aviani.
Perlu diwaspadai terlebih di sejumlah wilayah Kabupaten Pati terendam banjir. Karena bakteri ini cenderung berada pada lingkungan identik yang kotor. Sebab gejala awal yang ditimbulkan hanya mengalami seperti badan meriang dan flu.
“Gejalanya panas, meriang, flu, itu gejala awal. Tapi kemudian berkembang lebih beratnya menyerang pada gangguan saluran kencing (penderita),” Aviani menjelaskan.
Dirinya mengingatkan jika warga mengalami gejala seperti itu cukup lama dimungkinkan sudah terkena bakteri. Maka penanganan selanjutnya adalah segera diperiksakan ke rumah sakit atau pun puskesmas untuk mendapatkan pengobatan.
Penyakit Leptospirosis ini sudah berkembang di lingkungan banjir di Kabupaten Pati. Bahkan sudah ada belasan kasus di mana di antaranya sampai dirawat meninggal dunia akibat terkena bakteri tersebut. Hanya saja dia tidak bisa menjelaskan detail di wilayah mana penyakit itu ditemukan.