SAMIN-NEWS.com, PATI – Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya mengatakan, ditetapkannya peningkatan status siaga menjadi status tanggap darurat bencana lantaran cakupan terdampak banjir yang luas.
“Saat ini ada sekitar 2.600 KK dan 7.543 jiwa yang terdampak banjir. Cakupannya sudah lebih dari 4 kecamatan, selanjutnya ditetapkan tanggap darurat bencana,” ujar Budi usai mengikuti rapat penanganan banjir di Ruang Joyokusumo, kemarin.
Ditingkatkannya status tanggap darurat bencana ini terhitung mulai tanggal 4 s/d 18 Maret 2023 atau selama 14 hari. Sementara sebelumnya mulai awal tahun 2023 hingga akhir bulan kemarin Pemkab Pati hanya menetapkan status siaga bencana.
“Status tanggap darurat bencana sudah ditetapkan, kemudian dibangun 3 posko mulai di Kantor Dinas Sosial, kantor BPBD serta Kelenteng Hok Tik Bio sebagai unit dapur umum yang kita bangun,” jelas Budi.
Adapun saat ini terdapat 48 desa di 9 kecamatan di Kabupaten Pati yang terdampak banjir. Sehingga dengan pendirian posko tersebut dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat yang terkena musibah bencana banjir.
Sedangkan dalam penanganannya disampaikan oleh Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro menggunakan anggaran belanja tak terduga. Meski tak disebutkan berapa banyak, namun kegunaannya untuk menjamin kebutuhan logistik yang terdampak.
“Kita menyiapkan kebutuhan logistik untuk warga yang terdampak banjir. Sedangkan untuk jumlahnya sesuai kebutuhan saja dari anggaran belanja tak terduga,” ujar Henggar.
Menurutnya, penetapan status tanggap darurat bencana ini sudah sesuai dengan peraturan kabupaten Pati yang ada. Lantaran, kata dia hal itu sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan. Mulai dari jumlah korban terdampak, adanya pengungsian, gangguan pelayanan pemerintahan, serta sulitnya akses air bersih untuk dikonsumsi.