Nelayan Diminta Pahami Teknologi dan Kearifan Lokal

Penjabat Bupati Pati Henggar Budi Anggoro saat memberikan sambutan dalam kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) di Pendopo, Selasa (7/3/2023)

SAMIN-NEWS.com, PATI – Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta para nelayan tradisional untuk memahami kemajuan canggihnya teknologi. Ini untuk menunjang produktivitas hasil tangkapan ikan, karena bisa memungkinkan mendeteksi keberadaan di dalam laut.

Deputi Bidang Metrologi BMKG Guswanto mengatakan, selain harus memahami penerapan teknologi, nelayan juga diminta untuk menerapkan ilmu atau pemahaman yang sudah berkembang di tengah masyarakat itu sendiri dalam aktivitas melaut.

Menurutnya, duku nelayan susah payah mencari ikan di suatu titik. Setelah itu baru proses penangkapan. Akan tetapi, dengan canggihnya teknologi, nelayan bisa mengetahui lokasi ikan berada.

“Dulu mencari ikan baru ditangkap. Tapi kalau sekarang tinggal menangkap. Karena dalam aplikasi di BMKG sudah ada posisi-posisi ikan pada jam tertentu,” ujarnya dalam kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) di Pendopo Kabupaten Pati, Selasa (7/3/2023).

Melalui kemampuan teknologi, sehingga ini memudahkan nelayan. Kendati memang pihaknya tak memungkiri bahwa teknologi yang dimiliki BMKG tetap ada kelemahan yaitu belum mampu menjangkau hingga jarak yang luas.

Dia menjelaskan teknologi itu bisa digunakan untuk mendeteksi ikan hanya sampai 300 kilometer. Menurutnya, lebih dari itu harus memakai satelit dan teknologi itu masih cukup mahal untuk diterapkan.

Kemudian, nelayan juga harus mampu menguasai kearifan lokal terhadap cuaca. Pasalnya perubahan iklim sangat cepat di waktu-waktu tertentu, apalagi ketika di tengah lautan.

“Teknologi BMKG dengan kearifan lokal harus dipahami digabungkan. Karena dari keduanya dapat memahami aktivitas melaut dan perubahan iklim,” ungkapnya.

Sementara, Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro menambahkan melalui kegiatan ini para nelayan mampu memahami betul penerapan teknologi kelautan dan tidak melupakan kearifan lokal kaitannya dengan perubahan iklim.

“Nelayan nantinya dapat lebih adaptif terhadap cuaca yang terjadi. Bekal ini harapannya nelayan lebih produktif hasil tangkapnya,” pungkasnya.

Previous post Proges Gedung Senam Masuki Pengerjaan Pengecoran Tiang Konstruksi
Layanan berbasis online LaporBupPati Next post 177 dari 375 Aduan di LaporBup Dinyatakan Tak Valid

Tinggalkan Balasan

Social profiles