SAMIN-NEWS.com, KUDUS – Pemerintah Kabupaten Kudus menggelar apel dandangan yang dihadiri oleh beberapa stakeholder dan pemangku kepentingan wisata yang bertempat di Taman Menara Jalan Sunan Kudus, Pejaten, Langgardalem, Kecamatan Kota, pada Rabu (22/3/2023) kemarin.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus Mutrikah menjelaskan, kegiatan ini merupakan sebuah visualisasi yang menggambarkan saat masyarakat Kota Kretek berbondong-bondong pergi ke Masjid Menara.
“Ketika masyarakat Kudus berbondong-bondong ke Menara untuk mendengarkan tabuh beduk sebagai dimulainya awal bulan satu ramadhan,” ujarnya usai ditemui setelah Apel Dandangan pada sore hari.
Lebih lanjut, saat ditanya awak media bahwa upacara dandangan ini telah masuk Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), Mutrika menuturkan bahwa, pihaknya kemarin telah mendapatkan sertifikat tentang hal itu. Oleh karenanya, judul kegiatan tersebut menyesuaikan.
“Judulnya menyesuaikan, Taman Menara ini hanya tempat berkumpulnya masyarakat yang mau berangkat ke Menara. Kegiatan tabuh beduk tentunya akan digelar di Menara. Disitu pasti ada yang ziarah dan dzikir,” tandasnya.
Diketahui acara kali ini diikuti oleh seluruh Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah di Kudus, Forkopimda, camat, kepala desa dan stakeholder pariwisata. Tentunya hal itu dalam rangka bersama melestarikan budaya upacara adat yang telah mendapatkan WBTB.
“Kedepan acara ini akan dibuat sama dan juga ditambah dengan inovasi dari masyarakat seperti, Tari, Caping Kalo, dan rebana,” ucapnya kepada Samin News.
Bupati Kudus Hartopo mengatakan, selama tiga tahun pihaknya tidak menggelar dandangan. Tentunya, masyarakat Kudus pastinya akan rindu dengan adat ini. Selain dia juga bersyukur atas tercapainya realisasi dandangan ini yang berjalan dengan aman, tertib, dan kondusif.
“Tiga tahun kita tiarap tidak ada dandangan. Inilah saatnya masyarakat Kudus menumpahkan rindu dandangan yang terakhir. Alhamdulillah 2023 bisa terealisasi, tertib dan kondusif,” bebernya.
Selain itu, untuk upacara adat dan kirab dandangan ini adalah sebuah napak tilas yang dulunya pernah dilakukan oleh Kanjeng Sunan Kudus. Tradisi ini diharapkan jangan sampai hilang.
“Ini sangat perlu di uri-uri, bahkan perlu dikembangkan sesuai zaman ini. Mudahan-mudahan tradisi ini bisa berjalan kedepannya,” harapnya.