Cerita Penjual Janur di Pasar Puri Sepi Pembeli

Penjual janur di Pasar Puri Baru Sutini (kiri) dan Suyati (kanan) saat menggelar dagangannya

SAMIN-NEWS.com, PATI – Pasca lebaran, bagi kaum muslimin identik dengan Bodo Kupatan atau tradisi Kupatan. Dalam proses pembuatannya menggunakan daun kelapa atau janur sebagai pembungkusnya.

Menurut penuturan Sutini (50) salah satu penjual janur di Pasar Puri Baru mengatakan, penjualan janur lebaran kali ini cenderung menurun dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Ia mengaku keuntungan yang didapat tidak seberapa.

Padahal, janur tersebut ia dapat dari daerah lain. Keuntungan yang didapat tak menentu terkadang hanya memperoleh Rp 50 ribu mulai berjualan saat pagi buta hingga siang.

“Berjualan sudah ada puluhan tahun. Kalau penjualanya ini sebelum lebaran kemarin. Biasanya ngambil janur dari Purworejo. Tapi untungnya cuma sedikit, lebih ramai tahun sebelumnya,” katanya, Kamis (27/4/2023).

Sementara penjual janur lainnya, Suyati (46) warga Tajungsari Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati ini mengaku bahkan dirinya sudah menggelar lapak dagangannya itu mulai pukul 02.00 dini hari. Tetapi seperti yang lainnya, dia kerap memperoleh untung 50 ribu.

Dirinya menjual satu ikat janur tak menentu mulai Rp 20 ribu bahkan hanya Rp 15 ribu. Dia berpikir dagangannya itu lebih baik terjual ketimbang dibawa balik lagi justru rugi operasional dan tenaga. Menurutnya harga jual janur sekitaran segitu, tergantung penawaran.

“Untung sedikit tidak masalah daripada tidak terjual (malah) rugi. Saya mulai berjualan h-3 sebelum lebaran sudah berjualan. Ramai pembeli saat hari pertama saja, selebihnya sepi pembeli,” jelasnya.

Sepinya pembeli ini ada kemungkinan semakin banyak penjual janur di beberapa wilayah. Atau juga bisa kemungkinan lantaran warga hanya membuat kupat dengan jumlah yang sedikit.

Previous post E-Koran Samin News Edisi 26 April 2023
Next post Arus Balik ‘Musim Panen’ PO Bus

Tinggalkan Balasan

Social profiles