SAMIN-NEWS.com, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( P5 ) merupakan salah satu sarana untuk mencapai berbagai target dalam Profil Pelajar Pancasila.Dalam praktiknya Projek tersebut diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami pengetahuan ,sebagai sebuah proses penguatan karakter sekaligus sebagai bentuk belajar secara nyata dari lingkungan sosialnya.
Profil Pelajar Pancasila memiliki 6 dimensi utama meliputi :
- Beriman,bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan beraklak mulia.
- Berkebinekaan global
- Bergotong royong
- Mandiri
- Bernalar kritis
- Kreatif.
Salah satu Langkah untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila tersebut dilakukan melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( P5 ). Yaitu pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.
Untuk mewujudkan terlaksananya P5 di Sekolah Dasar seperti yang kita harapkan Bersama ,maka kita harus bisa menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan pelaksanaan P5, salah satu metode yang sesuai untuk Pembelajaran P5 adalah Model Pembelajaran Collaborative Learning.
Collaborative Learning adalah suatu model pembelajaran yang membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran dengan membentuk siswa dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan masalah dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan kecakapan yang bervariasi serta para siswa mampu mengaktualisasikan pemikiran dan potensi yang dimilikinya dengan kata lain Collaborative Learning Mengajak peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Collaborative Learning sebagai model pembelajaran dalam rangka menanamkan karakter sejak usia sekolah dasar Sangat tepat karena mampu menumbuhkan nilai-nilai karakter positif seperti :
- Menumbuhkan rasa tanggung jawab dan mandiri masing-masing siswa.
- Kerja keras dalam belajar dan rasa ingin tahu yang kuat untuk memecahkan masalah secara Bersama-sama.
- Menambah keberanian dan percaya diri siswa dalam berpendapat atau mengungkapkan gagasannya.
- Kreatif dalam membangun dan menambah pengetahuan dan pengalaman.
- Menumbuhkan semangat Kerjasama dan rasa kebersamaan antar siswa.
- Menumbuhkan rasa peduli dan toleransi dengan sesamanya.
Adapun Tujuan Penerapan Metode Collaborative Learning adalah :Untuk memudahkan para siswa belajar dan bekerja sama saling menyumbangkan pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara kelompok maupun individu.Sedangkan Manfaat Collaborative Learning menurut Johnsons ( 1989 ) dan Pantiz ( 1999 )Diantaranya dapat menunjang anak dalam sosial,psikologis,dan akademis. Dalam bidang sosial Collaborative Learning mengembangkan system pendukung sosial,mengarahkan atau membangun pemahaman ,keanekaragaman di kalangan siswa. Dalam aspek psikologis pembelajaran collaborative learning berpusat pada siswa sehingga meningkatkan percaya diri siswa,adanya Kerjasama yang mengurangi kecemasan siswa dalam aspek akademis collaborative learning membiasakan siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama.
Penerapan model pembelajaran collaborative dilakukan melalui tahap-tahap :
- Menentukan tujuan belajar.
- Membagi siswa ke dalam kelompok yang heterogen berdasarkan hasil pre tes dan jenis kelamin.
- Melakukan diskusi kelompok dan mencatat hasil diskusi tersebut.
- Laporan dikumpulkan kemudian di koreksi.
Contoh Perilaku Collaborative
Salah satu contoh dari perilaku Collaborative adalah : Pembelajaran berkelompok dimana sangat penting untuk menetapkan grup permanen dengan anggota maksimal 5 orang . jumlah anggota tersebut akan lebih memaksimalkan materi yang sedang disampaikan.
Adapun hal-hal yang diperlukan dalam Pembelajaran Collaborative Learning yaitu :
Sifat-sifat Kerjasama,menghargai pendapat orang lain,pengendalian diri , kesabaran dan kecerdasan emosional yang mumpuni dari peserta didik.
Adapun Keunggulan dengan Penerapan Pembelajaran Collaborative Learning adalah :
- Prestasi belajar lebih tinggi.
- Pemahaman lebih mendalam.
- Belajar lebih menyenangkan.
- Mengembangkan ketrampilan kepemimpinan.
- Meningkatkan sikap positif.
- Meningkatkan harga diri.
- Belajar secara inklusif.
- Merasa saling memiliki.
- Mengembangkan ketrampilan masa depan.
Sedangkan kelemahannya : membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai target yang diinginkan.
Semoga bisa menjadi pilihan dalam menentukan model Pembelajaran dalam pelaksanaan P5.
Disusun Oleh :
Nama : Siti Rondiyah, S. Pd
SD Negeri Jeruk
Kec. Pancur. Kab. Rembang