Batik Folklor, Adaptasi Falsafah Sunan Muria Kabupaten Kudus

SAMIN-NEWS.com, KUDUS – Cerita rakyat rupanya bisa diadaptasi dan dialihwahanakan ke dalam berbagai karya, salah satunya batik.

Kampung Budaya Piji Wetan produk barunya berupa batik tulis yang terinspirasi dari folklor setempat.

Folklor yang diangkat menjadi sebuah kain batik berangkat dari falsafah Sunan Muria yaitu Pager Mangkok. Falsafah Pager Mangkok, oleh masyarakat di sana memaknainya sebagai ajaran berbagi dan bersedekah kepada tetangganya.

“Pager mangkok, pagerono omahmu nganggo mangkok, tinimbang pager tembok,” kata pembuat batik tulis pager mangkok Artini.

Dirinya mengatakan, penciptaan batik Pager Mangkok ini sudah sejak lama dipikirkannya, yakni semenjak tahun 2021 kemarin. Saat festival pager mangkok yang pertama. Lalu, pada kegiatan itu juga sempat membuka pelatihan membatik berbasis folklor lokal.

“Di Piji Wetan memang banyak folklor lokal, karena itu saya terinspirasi membuat motif batik pager mangkok. Motifnya seperti kecacil, gunungan pager mangkok, dan tumbuhan di sekitar,” ungkapnya.

Foto: Batik Folklor (istimewa)
Foto: Batik Folklor (istimewa)

Artini juga melibatkan ibu-ibu PKK di Piji Wetan dalam proses membuat batik pager mangkok. Setelah produk jadi, kain batik itu bisa digunakan menjadi produk sarung, jarik dan bawahan.

Batik pager mangkok saat ini sudah tersedia di KBPW store. Artini mengaku menjualnya dengan rentang harga sekitar Rp 100 ribu per kainnya. Dirinya berharap, semakin banyak orang luar yang mengetahui dan mengenal adanya batik tulis yang diadaptasi dari folklor lokal.

Foto: Ketua KPU Kudus Naily Syarifah bersama Divisi Sosdiklih, Parmas, dan SDM, Ahmad Kholil saat berada di SMK NU Miftahul Falah Previous post Hadapi 2024, KPU Kudus Gelar Sosialisasi Tentang Pemilu di SMK NU Miftahul Falah
Uji coba beban jembatan Juwana oleh PT Bukaka bersama dengan instansi terkait, Jumat (5/5/2023) Next post Jembatan Juwana Tahan Sampai 50 Tahun

Tinggalkan Balasan

Social profiles