SAMIN-NEWS.com, PATI – Berdasarkan prediksi yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tahun 2023 ini bakal terjadi kemarau panjang. Hal ini membuat Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) mematok target tinggi produksi garam di Kabupaten Pati.
Fungsional Pembina Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan pada DKP Pati, Ari Wibowo menyebut tahun 2022 sebelumnya, produksi garam hanya mencapai 55,9 ribu ton dari target 160 ribu ton yang ditetapkan. Sedangkan tahun 2023 ini pihaknya menargetkan 200 ribu ton yang mampu diproduksi.
“Ada peningkatan daripada tahun sebelumnya, untuk tahun ini targetnya sekitar 200 ribu ton, tetapi kalau itu musimnya mendukung. Bahkan kalau musimnya mendukung bisa melebihi itu,” ungkap Ari.
Tinggi rendahnya produksi garam bergantung pada musim kemarau. Karena alasan itu, target produksi garam tahun ini juga belum dapat dipastikan berapa nantinya bisa diproduksi. Berkaca dari tahun sebelumnya, targetnya tidak dapat terpenuhi.
Dia menjelaskan meskipun saat ini cenderung masih terjadi hujan dan tidak menentu namun petani garam di sejumlah wilayah di Kabupaten Pati sudah memulai produksi.
“Saat ini petani sudah mulai produksi meskipun cuaca belum menentu. Meliputi petani garam yang ada di Kecamatan Batangan, Juwana, Wedarijaksa, dan juga Trangkil,” ujarnya.
Selain cuaca berpengaruh terhadap produktivitas garam, dia menyebut hal itu juga berimbas pada kualitas barang. Rata-rata produksi garam di Pati masuk kualitas 2 sampai 3 yang bentuk fisiknya berwarna putih kemudian kalau diremas tidak berair. Meskipun dia mengaku belum ada kualifikasi yang resmi.
Ari menambahkan bahwa saat ini harga garam cukup tinggi. Di mana harga garam dari petani mencapai Rp 4 ribu. Sedangkan ketika sudah masuk ke pengepul harga tersebut berkisar antara Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu.