SAMIN-NEWS.com, PATI – Komunitas Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan) mewakili Kabupaten Pati dalam even lomba Peduli Sungai Provinsi Jawa Tengah pada bulan Juli nanti. Lomba peduli sungai ini digelar oleh Dinas Pekerjaan Umum, Sumber Daya Air, Dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah.
Ari Subekti salah satu anggota Jampisawan mengatakan, komunitas ini dibentuk sebagai wadah nelayan, petani, hingga para pemerhati lingkungan untuk menjaga ekosistem di sepanjang Sungai Silugonggo Juwana. Di sungai ini acap kali dijumpai banyak persoalan yang mengakibatkan lingkungan rusak dan menimbulkan bencana.
“Semoga lahirnya Jampisawan mampu menjadi pelopor guna menjaga sungai Juwana. Karena ada persoalan seperti banjir, sampah, dan tanaman enceng gondok ditemui di sini,” ucap Ari saat rapat persiapan lomba di Balaidesa Gadingrejo, Kecamatan Juwana beberapa waktu lalu.
Dirinya menyebut enceng gondok menjadi salah satu penyebab terjadinya pendangkalan sungai. Hal itu diketahui dari hasil mini riset yang dilakukannya. Dari hasil riset itu juga, lantas Jampisawan memanfaatkan tanaman itu untuk bahan pupuk organik. Karena, enceng gondok mengandung zat baik yang mampu mengikat unsur hara dalam tanah.
Menurutnya selain pendangkalan, Sungai Juwana juga mempunyai persoalan lain yaitu airnya mengandung mikroplastik. Ini diketahui juga dari kolaborasi riset antara Jampisawan dengan Ecological Observation and Wetlands Conservasion (Ecoton) dan Yayasan Yekti Angudi Piadeging Hukum Indonesia (YAPHI) Solo.
“Hasil kolaborasi riset itu menyatakan bahwan air Sungai Juwana mengandung mikroplastik. Ini bahaya berdampak bagi kesehatan, juga fauna di dalamnya,” jelas Ari.
Kepala Bidang Penataan Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pati, Agus Setiaji yang saat itu juga turut hadir menyatakan fakta bahwa Jampisawan dari awal kiprahnya dalam menjaga serta memelopori kampanye lingkungan di Sungai Juwana sudah diakui.
“Semoga Jampisawan mampu menjadi pelopor dan mengkampanyekan lingkungan sehat. Serta bisa mengubah paradigma dan budaya masyarakat mengenai sampah. Jangan sampai membuang sampah di sungai,” tandasnya.