SAMIN-NEWS.com, KUDUS – Sensus Pertanian (ST) yang telah dimulai 1 Juni kemarin hingga 31 Juli 2023 mendatang, para petani diminta Bupati Kudus Hartopo untuk memberikan data sebenar-benarnya dan jujur. Hal itu dikatakan Hartopo saat menghadiri sosialisasi BPS ST 2023, Rabu (7/6) kemarin.
Bupati Kudus Hartopo menjelaskan, pelaksanaan sosialisasi ST 2023 yang digelar di Hotel Hom ini menurutnya sangat bagus dan dapat memberikan pemahaman kepada semua petani.
“Harapan kami para petani di Kudus bisa memberikan data sebenar-benarnya ke petugas sensus. Jika tidak benar maka sensus atau BPS-nya yang salah,” ungkapnya kepada Samin News.
Sementara itu, terkait akurasi data kepemilikan lahan pertanian, kata dia, bahwa para petani jangan khawatir dalam memberikan data yang sebenar-benarnya ke petugas yang datang.
“Jangan sampai takut memberikan data yang sebenarnya karena takut pajak. Karena data tersebut akan dilindungi oleh UU No 16 tahun 1997 yang data iku akan dirahasiakan. Jadi tidak akan keluar kemana-mana,” terangnya seusai acara.
Ia meminta kepada Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus agar setelah sosialisasi ini bisa di break down untuk semua petani. Bahkan, Kantor Pertanahan Kudus juga bisa diajak investigasi langsung jika dirasa data tersebut tidak akurat.
“Sensus ini kan tugasnya merupakan mencari data asli dan akurat. Butuh juga kolaborasi antar elemen agar bisa efektif. Seharusnya, BPN juga harus diundang karena mengetahui lapangan. Ini bisa membantu keakuratan data yang dilapangan,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala BPS Kabupaten Kudus Rahmadi Agus Santosa menjelaskan, bahwa ST ini dilaksanakan sepuluh tahun sekali. Pertama kali dimulai tahun 1963. Pelaksanaan tersebut sudah ke 7 kalinya.
“Tema diusung yakni mencatat pertanian Indonesia untuk kedaulatan petani. Tujuannya menyediakan data terkait sampai terkecil menuju ke terbesar,” ungkapnya.
Sebanyak 455 petugas Sensus Pertanian akan dikerahkan. Sebelumnya mereka telah dilatih selama tiga hari untuk persiapan penugasan.