SAMIN-NEWS.com, PATI – Petani beralih menanam tanaman palawija untuk menyesuaikan musim kemarau yang bersifat kering. Sebab sebelumnya saat masih musim hujan, mereka menanam padi. Petani tak bisa bersikeras harus selalu menanam tanaman pokok.
Sumiyati (52) petani asal Gabus menyampaikan pihaknya beralih menanam palawija guna menyiasati cuaca kering. Lahan yang dimiliki Sumiati biasanya ditanam padi, namun kali ini niatnya diurungkan dan memilih menanam palawija.
“Biasanya kami tanam padi setahun dua kali tapi karena panas kemarau tidak bisa menanam padi. Jadi ya ganti tanam kacang hijau,” ucap Sumiyati saat panen kacang hijau di ladangnya, belum lama ini.
Menurutnya, kacang hijau lebih tahan terhadap cuaca kering berbanding dengan padi yang lebih banyak membutuhkan air. Bahkan musim ini diakui hasilnya lebih memuaskan dinding tahun sebelumnya.
“(luasnya) lahan sekitar kurang sehektar. Kemarin gagal panen diserang hama tikus dan ulat. Ini alhamdulillah lumayan masih bisa panen mungkin ada sekuintal beratnya,” jelasnya.
Senada disampaikan oleh Khoirun petani asal Jaken. Saat ini dirinya menanam kacang tanah. Dia menyatakan petani di saat-saat seperti ini akan beralih menanam tanaman yang membutuhkan sedikit air. “Saat ini harga kacang tanah lumayan, sekilo mungkin hampir Rp 15 ribu,” paparnya.
Sementara menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati Nikentri Meiningrum menyebut bahwa petani sudah mempunyai cara tersendiri untuk menyesuaikan dengan musim kemarau, yakni beralih tanaman palawija.
Dispertan, kata Niken tak bisa berbuat banyak terhadap dampak kekeringan. Kendati demikian, pihaknya mendorong para petani untuk beralih tanaman yang tahan terhadap cuaca.
“Petani sudah terbiasa menghadapi musim-musim seperti ini ya. Di daerah selatan cenderung kering, berbeda dengan daerah utara airnya cukup. Kita sarankan seperti itu,” pungkasnya.