SAMIN-NEWS.com, PATI – Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro menyatakan mayoritas pertanian di Kabupaten Pati merupakan tadah hujan. Namun, karena musim kemarau yang panjang sekarang ini, menyebabkan hampir 90 persen terdampak kekeringan.
“Terjadi kemarau panjang seperti sekarang ini petani kita hampir 85 hingga 90 persen petani yang memakai tadah hujan itu terdampak kekeringan,” jelas Henggar dalam kegiatan Pelatihan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Ruang Penjawi Setda Pati, Selasa (31/10/2023).
Oleh karenanya, dia berdoa bencana kekeringan yang terjadi di Kabupaten Pati ini segera selesai. Dalam waktu dekat segera turun hujan, sehingga petani bisa memanfaatkan lahannya masing-masing.
“Semoga bencana kekeringan di Kabupaten Pati segera berakhir. Bulan depan bisa turun hujan, dan para petani bisa memanfaatkan lahannya agar ditanami,” harap Henggar.
Seperti diketahui, pemerintah daerah telah menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan selama empat minggu sejak awal hingga akhir Oktober ini. Selama berstatus tanggap darurat ini, pemerintah setempat menyalurkan bantuan sosial air bersih bagi masyarakat terdampak.
Jika musim hujan belum juga datang, besar kemungkinan status tanggap darurat bencana kekeringan akan diperpanjang kembali. Pemkab akan berupaya menyuplai pasokan air bersih baik dari anggaran daerah maupun bantuan dari pusat.
Tak hanya itu, pemerintah juga berencana akan menyalurkan bantuan pangan berupa beras. Hanya saja, hingga saat ini beras bansos itu belum disalurkan kepada penerima manfaat.