SAMIN-NEWS.com, PATI – Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bening Pati, Bambang Sumantri menggolongkan wilayah Kabupaten Pati menjadi dua bagian. Pertama wilayah utara sebagai daerah Cekungan Air Tanah (CAT) dan kedua wilayah selatan bukan daerah CAT imbasnya yaitu kerap terjadi kekeringan.
Bambang menyatakan wilayah Pati selatan ini bukan daerah CAT. Membuat sumur sulit, ketika ngebor dalam airnya bisa payau. Sementara dangkal sumbernya tidak keluar.
“Kita pernah ngebor beberapa kali di selatan, tapi tidak keluar airnya. Paling keluar 3 bulan, setelah itu habis airnya. Ngebor dengan kedalaman 100 meter lebih,” kata Bambang, belum lama ini.
Dikatakan sejumlah titik mulai dari Gabus, Winong, Kayen hingga Sukolilo pernah dilakukan pengeboran. Namun upaya ini tak berhasil.
Meskipun di wilayah selatan, ia menjelaskan sudah ada layanan air minum, yaitu di Sukolilo, Kayen, Tambakromo dari sumber mata air. Tetapi, ini cukup terbatas belum menjangkau secara luas.
Sehingga pihaknya bersyukur pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana telah berupaya membangun bendungan untuk mengatasi persoalan kekeringan di Kabupaten Pati.
“Bagaimana upayanya menyikapi hal ini, Pemerintah Pusat melalui BBWS membuat manajemen air di Pati agar lebih baik membuat waduk retensi dan rubber dam (bendung karet),” kata dia.
Bambang menuturkan waduk retensi itu yang dibangun di sepanjang sungai dengan harapan saat musim hujan air melimpah dan saat kemarau bisa tetap tersedia air. Serta bendung karet menggunakan teknologi karet yang berisi udara untuk menahan air lalu dialirkan ke tempat waduk.
Sementara di Kabupaten Pati, saat ini telah dibangun Embung Kasih di Sukolilo dan bendung Karet yang terletak di Desa Bungasrejo, Kecamatan Jakenan. Dengan bendungan ini diharapkan mampu menjadi solusi manajemen air, termasuk untuk irigasi.
“Kemanfaatan air yang ditampung tadi itu untuk irigasi, termasuk bagi PDAM. Pemerintah memikirkan bagaimana saat kemarau kekurangan air,” tutup Bambang.