SAMIN-NEWS.com, PATI – Kasus Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Pati jumlahnya cukup tinggi. Berbagai langkah diupayakan untuk mencegah meningkatnya penyakit ini di semua layanan fasilitas kesehatan baik di rumah sakit, puskesmas maupun di klinik.
Koordinator SSR Mentari Sehat Indonesia (MSI) Kabupaten Pati, Yasir Al Imron menyatakan hingga akhir tahun 2023 kemarin, TBC di Pati tembus 1200 kasus. Sedangkan yang dinyatakan sembuh sekitar 900 orang.
“Kita perkuat program di awal sehingga bisa berjalan dengan maksimal. Terus tujuan eliminasi TBC Kabupaten Pati bisa terwujud. Targetnya semua pasien diinvestigasi kontak, baik di rumah sakit, puskesmas maupun klinik,” kata Yasir usai Rakorda Eliminasi TBC di Ruang Kembang Joyo Setda Pati, Kamis (22/2/2024).
Ia menyatakan di tahun ini pihaknya menargetkan sekitar 500 sekian kasus TBC yang harus diskrining oleh kader. Lalu target TPT (terapi pencegahan tuberkulosis) mendapatkan 200 orang.
Yasir menyebut potensi rawan penyebaran TB yaitu di pondok pesantren, Lapas, tempat kumpul-kumpul, pasar, hingga tempat kerja. Menurutnya ketika 1 orang terdiagnosa TB maka yang lain jadi terduga. Karena, penularan TBC sangat cepat melalui droplet.
Sementara Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan, Joko Leksono menyatakan menemukan kader yang tidak aktif, baik di Puskesmas maupun di rumah sakit. Ia menyebut banyak kader di Batangan dan Juwana yang sekarang tidak aktif.
“Kami berharap masyarakat masih mempunyai niat tulus menjadi kader seperti kecamatan lain. Dalam hal ini kader MSI itu sangat membantu dalam pencegahan TBC,” katanya.
Menurutnya pertemuan kali ini menjadi evaluasi sekaligus pijakan bagi Dinkes bersama dengan MSI agar bagaimana penanggulangan TBC tidak hanya dari tenaga kesehatan. Akan tetapi melibatkan kader kesehatan.
Sebab, dia melanjutkan secara global Indonesia nomor 2, di Jateng masih 5 terbawah. Karena tidak dipungkiri bahwa di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat itu penduduknya padat. Kondisi ini berbeda dengan provinsi lain.
“Sedangkan kasus di Pati lumayan tinggi, dalam setahun kasus meninggal ada ratusan. Sehingga harapannya ini untuk tahun 2025 nanti turun separuhnya,” pungkasnya.