Sepuluh Menit Akan Segera Berlalu

Redaktur ”Samin News”, Alman ED.(Foto:SN/aw)


SAMIN-NES.COM RABU (17/4) besok pagi ini, tepat pukul 07.00, waktu akan bergerak pada sepuluh menit berikutnya. Inilah batas waktu maksimal  ideal bagi setiap warga negara pemegang kedaulatan  dalam menegakkan demokratisasi melalui bilik suara, untuk menentukan pilihannya atas nama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Setelah itu, tinggalkan bilik suara menuju ke kotak suara selesai sudah tugas tersebut.
Jika untuk melaksanakan panggilan tugas yang dijamin dengan slogan jujur dan adil (jurdil) tersebut mengapa rakyat sebagai pemilik sah republik ini masih harus gamang dan enggan, seperti layaknya  kisah ”Menunggu Godot.” Yakni, menunggu suatu harapan yang sepertinya tak kunjung berakahir dan harapan itu sepertinya muncul setiap berlangsung yang namanya pemilihan, apalagi jika tidak pemilihan untuk memilih pemimpin.

Sedangkan Godot itu sendiri sebenarnya seorang tokoh, tapi siapa, dan apa yang harus ditunggu darinya. Jika yang ditunggu rakyat itu bukan tokohnya, melainkan pemberiannya yang lazim dan sudah menjadi rahasia umum disebut dengan bahasa ”amplop” keduabelah pihak pun sebenarnya sadar, bahwa itu sudah masuk dalam ranah politik uang.

Akan tetapi fakta yang terlalu satir jika dikaitkan dengan aturan yang melarang praktik politik uang, adalah ketentuan yang mengaturnya. Maksudnya, jika uang tersebut diberikan oleh tim kampanye atau tim sukses calon yang resmi terdaftar di lembaga penyelenggara pemilihan baru bisa disebut sebagai politik uang.

Bagaimana jika yang memberi adalah sebaliknya, sudah barang tentu tidak masuk katagori tersebut, sehingga Godot yang ditunggu adalah sebuah harapan yang tak kunjung datang lebih baik tidak perlu ditunggu dan diharapkan. Sebagai pemegang kadaulatan atas nama pemilik sah republik ini, mengapa kita tidak malu pada Ibu Pertiwi yang sebenarnya sudah terlalu banyak memberi.

Sepuluh menit berada di TPS yang segera berlalu, rasanya kita ini terlalu dikecilkan sebagai pemegang kedaulatan hanya karena pemberian. Tapi mengapa hal seperti itu terus terjadi, karena kita tidak sadar bahwa dampak atas semua itu kita ini dianggap telah menggadaikan harga diri  sehingga menjadi pembenaran yang tak bisa dinafikan.

Akhirnya yang sering kita dengar, baca, dan saksikan adalah ending sebuah pertunjukan drama yang mengenaskan dan memprihatinkan. Sebab, bermunculan para elit politik yang digaruk oleh KPK karena melakukan transaksi culas, untuk menutup modal pembiayaan politik uang saat mencalonkan diri, agar mendapat dukungan pemilih.

Karena itu, cukup dengan sepuluh menit di TPS yang segera berlalu siapa pun kita tak perlu apa-apa karena negara memang mencari dan membutuhkan kita untuk memilih pemimpin di negara yang berdaulat, yaitu NKRI. Jangan kalian gadaikan harga diri republik dan bangsa ini, karena kehilangan waktu sepuluh menit untuk memenuhi panggilan negara datang ke TPS-TPS kita tak pernah merasa kehilangan maupun rugi apa-apa.

Tetaplah bersemangat rakyat. Salam waras penuh rasa hormat.(Ki Samin)

Previous post Minggu Pagi Lingkungan Alun-alun Pati Mulai Dilakukan Pemagaran Keliling Lokasi
Next post Kelengangan Saat Negara Memanggil

Tinggalkan Balasan

Social profiles